Nama : Ajeng Septiana
NPM : 10514662
Kelas : 3PA01
Teori Kepemimpinan
Ø Definisi Kepemimpinan
Menurut Hersey &
Blanchard (1982) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau
kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
Menurut Soekarso &
Putong (2015) kepemimpinan (leadership)
merupakan proses pengaruh sosial, yaitu suatu kehidupan mempengaruhi kehidupan
lain, kekuatan yang mempengaruhi perilaku orang lain kearah pencapaian tujuan
tertentu.
Menurut Yukl (2010) kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa
yang perlu dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan secaa efektif,
dan proses memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
Ø Gaya Kepemimpinan (leadership behaviour / style)
Gaya kepemimpinan (leadership behaviour / style)
dimaksudkan sebagai perilaku atau tindakan seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugas-tugas pekerjaan manajerial, yang dibedakan sebagai berikut:
1.
Gaya
berorientasi pada tugas (task oriented),
cenderung pada gaya otoriter dimana pemimpin tidak membri kesempatan bawahan
untuk ikut berpartisipasi dalam penetapan keputusan.
2.
Gaya
berorientasi pada manusia (people
oriented), cederung pada gaya demokratis dimana memberikan kesempatan
partisipasi pada bawahan dalam pengambilan keputusan.
3.
Gaya
berorientasi pada kombinasi keduanya (tugas dan manusia), cenderung pada gaya
moderat dimana berorientasi pada iman, ilm, amal, serta berwawasan lingkungan
dan visi masa depan.
Ø Corak Interaksi Pemimpin dengan Bawahannya
1.
Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin berinteraksi
dengan bawahannya melalui proses transaksi. Bass dan Avolio (1994) membagi
empat macam transaksi, yaitu:
-
Continget reward;
bawahan dijanjikan imbalan yang setimpal jika dapat bekerja dengan baik, “jika
anda bekera baik akan saya beri imbalan yang baik.”
-
Management by exception-active; pemimpin aktif dan memantau ketat pelksanaan tugas
bawahan agar tidak membuat kesalahan atau agar kesalahan bawahan dapat
diketahui dan diperbaiki dengan cepat. “silahkan mengerjakan tugas anda, saya
akan awasi secara ketat sehingga jika terjadi kesalahan saya akan bantu anda.”
-
Management by exception-passive; pemimpin baru akan bertindak setelah terjadi
kegagalan untuk mencapai tujuan bekerja. “silahkan melaksanakan pekerjaan anda,
jika timbul masalah usahakan untuk mengastasi masalah anda sendiri, saya baru
akan membantu anda jika saya lihat anda tidak mampu mengatasi permasalahan tersebut.”
-
Laissez-faire;
pemimpin membiarkan bawahannya melakukan tugas tanpa ada pengawasan dari
dirinya, dengan akat lain kerja bawahan adalah tanggung jawab bawahan.
“silahkan anda melakukan tugas anda secara mandiri, anda mampu dan harus
bertanggung jawab atas hasil pekerjaan anda.”
2
Kepemimpinan
Transformasional
Interaksi antara
pemimpin dan bawahan ditadai oleh pengaruh pemimpin untuk mengubah perilaku
bawahan menjadi seseorang yang merasa mampu dan bermotiasi tinggi serta
berupaya mencapai prestasi kerja yang tinggi dan bermutu.
Terdapat lima aspek
kepemimpinan transformasional, yaitu:
-
Attributed charisma; pemimpin mendahulukan kepentingan perusahaan dan
kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.
-
Inspirational leadership / motivation; pemimpin mampu menimbulkan inspirasi pada
bawahannya, antara lain dengan menentukan standar-standar tinggi, memberikan
keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai.
-
Intellectual stimulation; bawahan merasa pemimpin mendorong mereka untuk
memikirkan kembali cara keja mereka, untuk mencari cara-cara baru dalam
mempersepsi tugas-tugas mereka.
-
Individualized consideration; bawahan merasa diperhatikan dan diperlakukan
secara khusus oleh pimpinannya. Pemimpin memperlakukan bawahan sebagai seorang
pribadi yang memiliki kecakapan, kebutuhan, keinginan masing-masing
-
Idealized influence; pemimpin berusaha melalui pembicaraan mempengaruhi
bawahan dengan menekanka pentingnya nilai-nilai dan keyakinan, pentingnya
kaitan ppada keyakinan,perlu dilmilikinya tekad dalam mencapai tujuan.
Ø Komponen Kepemimpinan
Terdapat tiga komponen
penting dalam kepemimpinan yaitu:
1.
Pengaruh
Kepemimpinan terjadi
karena adanya proses pengaruh. Pemimpin mempengaruhi bawahan atau pengikut
kearah yang diinginkan.
2.
Legitimasi
Legitimasi merupakan
pengakuan atau pengukuhan kedudukan pemimpin. Lebigitimasi juga merupakan
posisi formal dalam kekuasaan (power) dalam organisasi. Pemimpin yang memiliki
legitimasi institusional atau legitimasi personal dapat mempengaruhi atau
memerintah bawahan / pengikut, dan bawahan / pengikut rela dipengaruhi serta
diperintah oleh pemimpin yang memiliki legitimasi. Nawahan / pengikut
melaksanakan perintah dengan baik.
3.
Tujuan
Pemimpin
senantiasa berurusan dengan berbagai tujuan, seperti: (1) tujuan individu, (2)
tujuan kelompok, (3) tujuan organisasi. Pemimpin dipandang oleh bawahan
bedasarkan kepuasan bawahan itu sendiri dalam menjalankan perintah dari
pemimpinnya. Pemimpin harus dapat mengusahakan keseimbangan antara tujuan
organisasi dengan keinginan bawahan dari hasil yang menyenangkan agar lebih
bergairah dalam bekerja.
Ø Pentingnya Kepemiminan dalam Kehidupan
Kepemimpinan memiliki
peran yang sangat penting dan strategis dalam aspek kehidupan kelompok,
organisasi dan negara, yaitu sebagai berikut:
a)
Kelompok tanpa
pemimpinan seperti tubuh tanpa kepala, mudah menjadi sesat, panik, kacau, dan
anarki.
b)
Organisasi tanpa
pemimpin bagaikan kapal tanpa nahkoda.
c)
Pemimpin
menetapkan dan mengembangan visi serta misi organisasi masa depan.
d)
Pemimpin
mengkoordinasikan kegiatan dan kerja secara efektif dan efisien.
e)
Pemimpin
menggerakan, memberdayakan, mengarahkan sumber daya secara terpadu.
f)
Pemimpin
menetapkan strategi dan penetapan keputusan (decision making)
g)
Pemimpin
mengelola perubahan (change) dan
pertumbuhan (growth)
h)
Pemimpin
mencapai keberhasilan tujuan suatu organisasi.
Ø Faktor-Faktor Kepemimpinan
1.
Pemimpin (leader = head); adalah orang yang
memimpin.
2.
Anggota (anak
buah = pengikut); orang-orang yang dipimpin.
3.
Kekuasaan (power); kapasitas mempengaruhi perilaku
individu atau kelompok.
4.
Pengaruh (influence); tindakan atau contoh
perilaku yang menyebabkan perubahan sikap atau perilaku individu atau kelompok.
5.
Nilai (value)
6.
Tujuan (objective); suatu hasil atau sasarn yang
ingin dicapai.
Ø Fungsi Kepemimpinan
Menurut Hasibuan
fungsi-fungsi kepemimpinan antara lain sebagai berikut:
1.
Pengambilan
keputusan dan realisasi keputusan itu.
2.
Pendelegasian wewenang
dan pembagian kerja para bawahan.
3.
Meningkatkan
daya guna dan hasil guna semua unsur manajemen.
4.
Memotivasi
bawahan, supaya bekerja efektif dan semangat.
5.
Mengembangkan
imajinasi, kreativitas dan loyalitas bawahan.
6.
Pemrakarsa,
penggiat, dan pengendalian rencana.
7.
Mengkoordinasikan
dan menginegrasi kegiatan-kegiatan bawahan.
8.
Penilaian
prestasi dan pemberian teguran atau penghargaan kepada bawahan.
9.
Pengembangan
bawahan melalui pendidikan dan pelatihan.
10. Melaksanakan pelaksanaan melekat (waskat) dan
tindakan-tindakan perbaikan jika perlu. Dll
Contoh kasus berdasarkan kepemimpinan transaksional
dan kepemimpnan transformasional
·
Contoh kasus
kepemimpinan transaksional
Salah satu contoh
kepemimpinan transaksional jenis contingent
reward adalah ketika KEMENPORA memberikan iming-iming bonus / imbalan
sebesar 2 miliar rupiah kepada atlet yang dapat memperoleh emas olimpiade 2016
kemarin. Saat itu gencar iklan MENPORA yang mengatakan akan memberikan bonus 2
miliar kepada atlet yang dapat memperoleh emas di olimpiade 2016. Kemudian hal
tersbut dibuktikan setelah cairnya bonus 2 miliar rupiah yang diberikan MENPORA
kepada atlet bulutangkis ganda campuran Tontowi Ahmad / Lilyana Natsir beberapa
bulan lalu.
·
Contoh kasus
kepemimpinan tranformasional
Salah
satu contoh pemimpin dengan kepemimpinan transformasional adalah Mahatma
Gandhi. Beliau merupakan pemimpin spiritual dan politikus yang ikut terlibat
dalam pergerakan kemerdekaan India. Kepemimpinan Mahatma Gandhi mengedepankan
nilai-nilai non-kekerasan (Ahimsa) dan nilai-nilai kebenaran dan keteguhan
(Satya) serta nilai lainnya yang bersifat egalitarian, nilai-nilai tersebut
sangat memberikan dampak perubahan dalam diri orang-orang dan lembaga-lembaga
di India, sehingga ia dikenal sebagai salah satu tokoh yang mampu mengubah dan
menginspirasi dunia. Kepemimpinan Mahatma Gandhi memiliki tujuan secara moral,
karena tujuannya adalah memenangkan kemerdekaan pribadi bagi orang-orang
sebangsanya dengan membebaskan mereka dari penindasan oleh pemerintah kolonial
Inggris. Mahatma Gandhi memberikan pengaruh kuat kepada orang-orang di
negaranya untuk menuntut kemerdekaan dengan cara yang bermoral dan damai, tanpa
kekerasan dan menggerakan hati musuh agar menghentikan kesewenangan pada
bangsanya. Kepemimpinan Gandhi mengangkat para pengikutnya ke tingkat moral
yang lebih tinggi dengan melibatkan mereka dalam aktivitas-aktivitas
non-kekerasan guna mencapai keadilan sosial. Dengan begitu, Gandhi meminta
pengorbanan dari para pengikutnya, bukannya sekadar mengobral janji-janji. Hal
ini yang memnyebabkan hingga saat ini Mahatma Gandhi menjadi salah satu orang
atau pemimpin yang menginspirasi.
Sumber / referensi:
Soekarso &
Putong. (20115). Kepemimpinan: kajian
teoritis dan praktis. Buku & Artikel
Karya Iskandar Putong
Munandar, S. Ashar. (2014). Psikologi Industri dan organisasi. Jakarta: Universitas
Indonesia
Hasibuan, M.S.P. (2007). Manajemen
sumber daya manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara