Kamis, 25 Februari 2016

Manusia dan Cinta Kasih

MANUSIA DAN CINTA KASIH

Pengertian Cinta Kasih
            Menurut KBBI karya W.J.S Poerwadanita, cinta merupakan rasa sangat suka atau sayang atau sangat kasih ataupun sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih adalah perasaan sayang atau cinta atau menaruh belas kasihan. Jadi, cinta kasih diartikan sebagai persaan suka atau sayang kepada seseorang yang disertai oleh rasa belas kasihan.
            Cinta kasih mengandung arti yang hampir sama, namun ada perbedaan pada keduanya. Pengertian cinta lebih mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih bagaimana persaan keluar, dengan kata lain berasal dari cinta lah kasih sayang diwujudkan secara nyata. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu: Pengasuhan, Tanggung Jawab, Perhatian dan Pengenalan. Dengan keempat unsur tersebut cita dapat dibina dengan baik.
            Menurut DR. Sarlito W Sarwono cinta memiliki tiga unsur, yaitu: Keterkaitan, Keintiman, dan Kemesraan. Yang dimaksud dengan keterkaitan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, dia meruapakan prioritas utama. Keintiman adalah kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi. Unsur ketiga adalah Kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membela dan dibela, rasa kangen apabila lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. DR. Sarlito W Sarwono juga mengatakan bahwa ketiga unsur terrsebut sebenarnya tidak memiliki kekuatan yang sama, Tekadang ada keterkaitan yang kuat namun terdapat keintiman dan kemesraannya kurang. Ada juga yang memilikikemesraan yang sangat bergejolak tetapi unsur keintiman dan keterkaitannya kuran. Cinta yang seperti itu disebut cinta yang pincang karena jika diibaratkan segitiga, segitiga yang dimiliki tidak sama sisi.
            Pengertian cinta juga diungkapkan oleh Dr. Abdullah Nasih Ulwan dalam bukunya yang berjudul manajemen cinta, menurutnya cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, kasih sayang, dan lembut.

CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
Dalam kitab suci Al-Quran ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki 3 tingkatan, yiatu: tinggi, menengah dan rendah. Cinta tingkat tertinggi adalah kepada Allah SWT, Rasulullah dan jihad dijalan Allah. Cinta menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, istri/suami, saudara, kerabat. Cinta teredah adalah cinta yang lebih mengutamakan harta. Cinta digolongkan menjadi berbagai macam seperti yang disebutkan dalam kitab suci Al-Quran.
      1.      Cinta Diri
    Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri dan mendatangkan kebaikan bagi dirinya. Diantara gejala cinta manusia pada dirinya sendiri ialah kecintaan kepada hartanya. Harta yang dapat merealisasikan keiinginan dan memudahkan dirinya untuk mencapai kesenangan hidup. (QS. Al-Adiyat 100:8). Dan juga permohonan untuk selalu dikarunia harta, kesehatan dan segala kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya sehingga apabila ia tertimpa musibah ia merasa putus asa dan mengiira dirinya tidak akan bisa memperoleh karunia lagi. (QS. Fuslihat 41:49)
      2.      Cinta Kepada Sesama Manusia
Agar mausia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan ia harus menyeimbangkan cinta kepada diri senidir dengan cinta kepada sesamanya. Allah menyukai orang yang tidak berlebih-lebihan cita kepada dirinya sendiri dan kepada orang yang berusaha melepaskan diri dari gejala gejala itu melalui iman, shalat dan zakat. Dalam Al-Quran juga diserukan kepada orang-orang beriman agar salig mencintai.
      3.      Cinta Kepada Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan sekseual, sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami istri.
“Dan diantara tand-tanda kekuasaan-Nya ialah yang menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu merasa tentram dan dijadikan-Nya di antaramu kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berfikir.” (QS. Ar-rum 30:21).
Cinta seksual merupakan emosi yang alamiah dalam diri manusia yang tidak bisa dipungkiri. Yang diserukan islam adalah pengendalian dan penguasaan cinta ini lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah, yaitu dengan perkawinan.
      4.      Cinta Kebapakan
Cinta bapak kepada anaknya adalah sumber kesenangan, kegembiraan, kesenangan dan kebanggan baginya. Hal tsb juga merupakan faktor penting bagi kelangsugan peran bapak dalam kehidupan dan bagaimana ia dikenang ketika sudah meninggal nanti. Cinta kebapkan dalam Al-Qurandiisyaratkan dalam kisah nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta, kasih sayang, dan belas kasihan untuk ikut naik ke parahu agar tidak ditelan ombak. Biasanya cinta kebapakan nakpak dalam perhatian, asuhan, nasehat dan pengarahan yang diberikan untuk kebaikan mereka dan anaknya sendiri.
      5.      Cinta Kepada Allah
Cinta manusia yang paling puncak, bening, jernih dan spiritual adalah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Cinta yang ikhlas dari manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengajarkannya dalam kehidupannya.
      6.      Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul yang di utus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena rasul merupakan ideal yang sempurna bagi manusia baik moral, tingkah laku, maupun berbagai sifat luhur lainya.

Kasih Sayang
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadamita kasih sayang adalah perasaaan sayang, perasaan cinta, atau perasaan suka pada seseorang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dari masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian dan saling terbuka sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuhAdanya kasih sayang dalam keluarga berpengaruh pada erkembangan anak.Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan menjadi:
      1)      Orang tua bersifat aktif, anak bersifat pasif
      2)      Orang tua bersifat pasif, anak bersifat aktif
      3)      Orang tua bersifat pasif, anak bersifat pasif
      4)      Orang tua bersifat aktf, anak bersifat aktif
Ada bermacam-macam kasus kasih sayang dalam kehidupan. Semua orang tua berharap hidup anaknya bahagia, karena itu tidak sedikit orang tua yang menumpahkan kasih sayang berbeda-beda sesuai kemampuan dan pendapatnya. Ada yang secara berlebih lebihan, disiplin, secara memberikan kebebasan dan sbg.

Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra, yang berarti perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita yang sedang jatuh cinta atau pun sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Kemesraan juga meruapakan perwujudan dar cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai bakat dan kemampuannya.

Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal tsb dikarenakan pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.Tuhan adalah pencipta tetapi Tuhan juga penghancur segalanya bila manusia mengabaikan segala perintahnya.Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia harus memuja-Nya.Karena itu jelaslah bagi kita semua bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia. Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi. Pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Bila setiap hari sekian kali manusia memuja kebesarannya dan selalu mohon apa yang kita inginkan, dan Tuhan selalu mengabulkan permintaan umat-Nya, maka wajarlah cinta manusia kepada Tuhan adalah cinta mutlak.

Belas Kasihan
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada tiga macam cinta. Cinta Agape ialah cinta manusia kepada Tuhan. Cinta Philia ialah cinta kepada ibu bapak (orang tua) dan saudara. Dan ketiga cinta Amor/eros ialah cinta antara pria dan wanita. Beda antara cinta eros dan amor ini ialah cinta eros karena kodrati sebagai laki-laki dan perempuan. Sedangkan cinta amor karena unsur-unsur yang sulit dinanar, misalnya gadis normal yang cantik mencintai dan mau dinikahi seorang pamuda yang kerdil. Cinta terhadap sesama merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta philia. Cinta sesama ini diberikan istilah belas kasihan untuk membedakan antara cinta kepada orang tua, pria-wanita. Cinta kepada Tuhan. Dalam cinta sesama ini dipergunakan istilah belas kasihan, karena cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya melainkan karena penderitaan nya. Jadi kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain.

Cara cara menumpahkan belas kasihan
Berbagai macam cara orang memberikan belas kasih bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan dan sebagainya.

Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang yang lainnya. Pada hakekat nya cinta kasih tersebut bersifat eksklusif bukan universal dan juga barang kali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya. Pertama tama cinta kasih erotis kerap kali di campur baurkan dengan pengalaman yang explosif berupa jatuh cinta yaitu keruntuhan tiba tiba tembok yang sampai waktu itu terdapat diantara dua orang yang asing satu sama lain. Tetapi seperti yang telah dikatakan, pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekat nya hanyalah sementara. Keinginan sexsual menyatu kepada penyatuan diri, tetapi sekali kali bukan merupakan nafsu fisis belaka untuk meredakan tegangan yang menyakitkan. Keinginan sexsual dapat distimuli oleh ketakutan karena sepi.
Dalam cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Ciri ciri eksklusiv dalam cinta kasih erotis ini perlu dibicarakan lebih lanjut. Kerap kali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis disalah artikan dan disalah tafsirkan. Apabila cinta kasih erotis merupakan benar benar cinta kasih yang mempunyai suatu pendirian, yaitu bahwa seseorang sungguh sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya. Mencintai dan mengasihi seseorang bukan hanya merupakan perasaan yang kuat, melainkan merupakan suatu keputusan, suatu penilaian, dan suatu perjanjian. Apabila cinta kasih hanya merupakan perasaan saja, tidak ada dasarnya untuk saling berjanji akan mencintai dan mengasihi selama-lamanya, maka perasaan itu dapat timbul dan tenggelam. Dengan demikian maka baik pandangan bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari pada perbuatan, kemauan, atau lebih tepat jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang satu juga tidak pada yang lain. Oleh karena itu, gagasan bahwa hubungan pernikahan mudah saja dapat diputuskan apabila orang tidak bersukses didalam nya, merupakan gagasan yang sama sekali keliru dengan gagasan bahwa hubungan semacam itu dalam keadaan apapun tidak dapat diputuskan.

DEPT PERCEPTION / PERSEPSI KEDALAMAN DAN ILUSI

            Depth Perception atau Persepsi Kedalaman adalah kemampuan untuk dapat meilhat hal dalam bentuk tiga dimensi (3D) & penilaian terhadap jarak suatu objek. Biasanya kita tidak cukup semata-mata mengetahui suatu hal, tetapi juga menganggap penting dimana letaknya. Indera peraba memberikan kita informasi ini secara langsung, tetapi pengelihatan tidak. Jadi kita harus menyimpulkan letak sebuah benda dengan memperkirakan jarak dan kedalamannya. Pada dasarnya depth perception berhubungan dengan teori umum tentang petunjuk kedalaman ( oculomotor, monocular, & binocular cues) dari sisi psikologi. Keterangan lebih rinci tentang beberapa kemungkinan untuk menyampaikan kedalaman / dasar dan bentuk didasarkan pada kemampuan visual/visualization. Kita menggunakan petunjuk kedalaman/depth cues untuk mengumpulkan informasi pada gambar yang kita lihat. Petunjuk-petunjuk ini bisa berupa petunjuk monocular ataupun binocular. Binocular cues didasarkan pada penerimaan informasi dari panca indera dalam bentuk 3D dari bantuan kedua mata. Monocular cues penerimaan informasi dalam bentuk 2D/standard dan diamati dengan bantuan satu mata. Sedangkan Oculomotor Cues adalah kemungkinan untuk estimasi kedalaman dengan mengendalikan kelopak mata dan lensanya fokus menggunakan otot-otot mata.
Kita telah mengembangkan sistem persepsi yang mampu melihat secara 3D dengan tingkat akurasi yang cukup untuk memandu kita dalam berperilaku sehari-hari. Manusia memiliki sistem visual yang mampu merekonstruksi kedalaman informasi dari gambar dasar/datar yang dikombinasikan dari satu set / bnayak impuls yang berbeda-beda dalam bentuk isyarat/pola. Jarak estimasi / perkiraan jarak merupakan petunjuk mengenai sebuah objek permukaan dan petunjuk visualnya yang sangat penting untuk kita.

Binocular Cues
Binocular Depty Cues / Petunjuk Kedalaman Binocular menggunakan kemampuan kedua mata kita untuk menerima informasi secara tiga dimensi (3D) dari suatu objek dan suatu tempat dalam jarak tertentu. Petunjuk binokular membantu kita untuk melihat benda dengan jarak 50 kaki/ 15 meter. Melihat gambar dengan menggunakan kedua mata adalah contoh adari Steropic Vision, karena kedua mata melihat dua gambar yang berbeda lalu dikombinasikan menjadi satu.
Ada 2 macam dari binocular cues, yaitu:

      1.      Convergence & Accommodation
Convergence adalah mengarahkan mata ke dalam, memusatkan mata saat melihat objek yang dekat. Semakin dekat benda tersebut semakin dekan juga konvergensinya. Sebagai contoh adalah ketika kita berusaha melihat hidung kita sendiri, dengan berubahnya sudut konvergensi terjadi pula lah perubahan otot-otot yang menyediakan informasi bagi otak mengenai jarak suatu objek. 
Accommodation adalah kemampuan mata untuk mengakomodasi agar lebih fokus pada benda yang dekat. Jumlah konvergensi/pemusatan dan akomodasi tersebut dapat digunakan sebagai isyarat untuk kedalaman mutlak (untuk benda-benda yang tidak terlalu jauh).
Gambar yang mata kanan kita lihat berbeda dengan apa yang dilihat oleh mata kiri kita, hal tersebut dikarenakan ada perbedaan jarak walaupun sempit/sedikit. Gambar yang kita lihat menggunakan kedua mata kita merupakan gabungan dari kedua gambar tersebut.
Konvergensi dan akomodasi yang dihitung dari beberapa isyarat itu berinteraksi satu sama lain. Sudut/sisi dari convergence adalah dari kedua mata dan accommodativenya bersumber dari satu sumber yang merupakan gabungan dari 2 informasi berbeda. Untuk menggunakan binocular depth cues sutu organisme harus mempunyai dasar pengelihatan binoculra/ binocular visual field (suatu daerah / bagian dari jarak yang tumpang tindih atau tidak beraturan pada kedua mata).

Ketika berfokus pada gambar kurang dari 4-6 meter , mata berpaling ke dalam untuk fokus pada objek yang sama daripada bergerak bersamaan. Sudut bola mata yang berubah satu sama lain lebih jarang jika objeknya dalam jarak yang jauh. 

      2.      Retinal Disparity
Retinal Disparity adalah perbedaan kecil diantara jarak lateral (menyamping) anatara 2 objek sebagaimna dilihat oleh mata kanan dan mata kiri. Karena disparitas retina meningkat seiring dengan bertambahnya jarak antra 2 objek, otak dapat menggunakannya untuk memperkirakan kedalaman dan menghitung jarak. Sekalipun manusia mempunyai binocular visual fields yang panjang, setiap matanya memilki pengelihatan yang berbeda-beda walaupun hanya sedikit.

Binocular Cues Fun Fact:      
Film-film deangan konsep 3D menggunakan metode Renital Disparity yaitu menggunakan dua buah kamera yang dekat lalu menampilkannya secara bersamaan dan menggabungkannya menjadi satu gambar.

Monocular Cues
Untuk melihat benda0benda dengan jarak yang lebih jauh dari 15 meter kita hanya menggunan petunjuk monocular. Yaitu pentunjuk yang tidak tergantung pada penggunaan kedua mata.
      1.      Relative Linear
adalah ketika kedua garis diketahui berada sejajar/pararel tampak seperti 2 benda yang menyatu pada satu titik., garis garis itu menunjukan adanya kedalaman. Semakin besar jarak yang harus ditempuh  maka semakin besar juga konvergensinya. Pada akhir yang tak terhingga garis akan hilang dengan cara bertemu pada satu titik. Relative linear ini berhubungan dengan teori Relative size. Hukum kedalaman ini adalah hal sudah kita ketahui dari pengalaman bahwa suatu objek memiliki bentuk dan ukuran yang konstan.
      2.      Relative Size
Semakin kecil bayangan objek di retina maka objek akan tampak semakin jauh. Saat melihat beberapa objek dan jika objek-objek tersebut dirasa memiliki kesamaan ukuran, salah satu yang muncul dengan ukuran yang lebih kecil dianggap sebagai objek yang berada paling jauh.
3.      Interposition
Interposisi adalah ketika sebuah objek muncul antara orang yang melihat dan objek kedua, serta sebagain dari objek pertama menghalangi objek kedua. Objek pertama ini akan dipersepsikan berposisi lebih dekat dengan kata lain objek yang terhalang dianggap objek yang jaraknya paling jauh.
4.      Light and Shadow
Gambar 2-dimensi dapat muncul dalam bentuk 3-d ketika  disesuaikan dengan pola cahaya dan bayangan yang tepat sesuai dengan yang ditemukan dalam objek nyata.
Cahaya yang jatuh pada objek akan membentuk suatu bayangan, bayang tersebut ditafsirkan sebagai suatu karya dari perpaduan cahaya dan objek yang jatuh pada belakang objek.
5.      Texture & Gradient
Objek yang lebih kecil dan berdekatan jaraknya dinggap paling jauh sedangkan yang lebih panjang/besar ukurunnya serta ada renggang jaraknya dianggap objek yang dekat. Bagian-bagian jauh dari permuakaan yang seragam tampak terlihat lebih padat, elemen-elemen yang menyusunnya tampak terletak lebih dekat satu sama lain maka bagain itu dianggap bagian yang jaraknya jauh. Tekstur dari suatu gambar objek yang tidak terlihat jelas dianggap berjarak jauh. Observer beranggapan bahwa seluruh objek sama ukurannya. Jika tidak ada variasi dari tekstur objek maka depth perception tidak akan bisa diterima. Perubahan yang mencolok pada tekstur objek secara tidak langsung.
6.      Atmospheric perspective
Karena adanya partikel-partikel di u dara seperti debu, kabut ataupun asap maka objek yang berada jauh terlihat berkabut, pudar atau kurang detil.
7.      Motion Parallax
Benda pada jarak yang berbeda dari fiksasi, bergerak pada tingkat dan arah yang berbeda pada retina. Motion parallax bisa terjadi atau terfikirkan jika ada bagian dari perbedaan waktu pada kontras perbedaan pengelihatan mata pada stereovision.
Hasil penelitian: dengan mengintegrasikan informasi tentang pandangan yang sedikit berbeda di seluruh waktu , anda melihat kedalaman.
Jadi perbedaan dari motion parallax adalah setara dengan perbedaan dari stereopsis saat kepala atau mata bergerak jarak antara kedua mata.
a.       Kinetic Motion Cue          :   Dihasilkan oleh gerakan relativ dari 2 objek atau lebih.
b.      Near Object Fixation        :   Gerakan objek yang jauh dengan pergerakan dari kepala.
c.       Distant Object Fixation    :   Objek dekat begerak berlawanan dengan pergerakan kepala.
Dimanapun kita bergerak, gambar dihasilkan oleh lokasi objek pada perbedaan perpindahan jarak retina kita dengan perbedaan kecepatan dimana objek di dekatnya cenderung untuk menyebrangi retina lebih cepat dari objek yang jauh.



          Ilusi adalah kesalahan penafsiran data. Untuk para psikolog, ilusi adalah suatu yang berharga karena ilusi adalah kesalahan sistematis yang memberikan kita sedikit gambaran mengenai strategi yang digunakan oleh otak.
1.      Moon Illusion
Ilusi bulan adalah sebuah ilusi optik yang terjadi ketika Bulan terlihat berukuran besar ketimbang biasanya di langit. Ilusi ini terjadi karena ketika Bulan dibandingkan dengan obyek latar depan seperti pohon, rumah, gunung atau kadang dengan cakrawala itu sendiri sehingga Bulan tampak lebih besar dibanding ketika Bulan menggantung sendirian di langit. Kasus ilusi Bulan ini mirip atau sama dengan yang namanya ilusi Ponzo atau ilusi optik geometri dimana otak berpikir bahwa apapun yang ada di atas berada lebih jauh maka ukurannya pasti lebih besar. Tapi dalam kenyataannya ukurannya sebenarnya sama. Ada juga yang menduga kalau ilusi tersebut terjadi karena pembiasan. Tapi, pembiasan atmosfer hanya perpengaruh pada penggepengan piringan matahari/bulan (yang justru membuat bulan/matahari lebih kecil pada sumbu vertikalnya) dan juga perubahan warna menjadi lebih merah.
2.      Ponzo Illusion
Adalah keadaan ketika objek terlihat menyimpang dari keyataan. Contohnya pada gambar di samping, garis yang berada di atas terlihat lebih panjang dibanding garis yang di bawah padahal keduanya memiliki ukuan yang sama.
3.      Muller-lyer illusion
Dalam dunia tiga dimensi, persepsi menilai kedalaman jarak. Semakin dekat obyek adalah retina, yang lebih besar itu adalah pada retina. Namun, dalam dunia dua dimensi dari ilusi Muller-Lyer, otak kita membuat asumsi tentang kedalaman relatif dari dua poros berdasarkan bermata (bergambar) isyarat. Kita terbiasa melihat sudut luar bangunan sebagai dekat dengan kita dengan bagian atas dan bawah dari sudut miring keluar dan pergi (seperti sirip miring luar dari ilusi Muller-Lyer). Pada retina mengatakan bahwa dua poros yang sama panjang tapi otak menafsirkan Muller-Lyer sebagai masalah mendalam, dengan poros yang terlihat seperti sudut luar menjadi lebih dekat dan poros yang terlihat seperti sudut dalam yang lebih jauh. Dengan kata lain, retina mengatakan "dua poros sama" dan otak mengatakan "luar poros lebih pendek dari dalam poros". Otak biasanya memiliki perbedaan seperti ini.
4.      Ames room
Sebuah ruang Ames adalah ruang terdistorsi yang digunakan untuk menciptakan ilusi optik. Ruangan terlihat seperti ruangan biasa dari depan, padahal sebenarnya sama sekali tidak seperti itu. Bentuk ruangan itu sebenarnya adalah trapesium miring dengan dinding dan langit-langit dan lantai pada sebuah lereng. Dinding kanan dari ruangan berada lebih dekat dengan pengamat (di depan) dibanding dinding di samping kiri. Hal tersebut sesuai tujuan sebuah ames room dibangun, agar seseorang berdiri di pojok kiri muncul  menjadi besar , sementara seseorang berdiri di sisi kanan tampak sebagai sebuah raksasa. Sehingga apabila ada sesorang yang berjalan pada ruangan tersebut dari sisi kiri lalu ke sisi kanan secara berulangkali akan terlihat seperti tumbuh dan menciut ukuran tubuhnya. 


Sumber:
·         Wade, Carole & Carol Tavris. Psikologi. Erlangga
·        http://www.slideshare.net/GauriSShrestha/depth-perception-16112675?qid=81654de8-137e-40a4-b847-a19bf3aee1ff&v=qf1&b=&from_search=1

INTERAKSI DAN PROSES SOSIAL

      A.    Pengertian Proses Sosial
Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian proses sosial:
1.      Adham Nasution; proses sosial adalah proses kelompok-kelompok dan individu-individu saling berhubungan, yang merupakan bentuk antara aksi sosial, ialah bentuk-bentuk yang nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau orang perorangan mengadakan hubungan satu sama lain. Kemudian ditegaskan lagi, bahwa proses sosial adalah rangkaian sikap/tindakan manusia (human actions) yang merupakan aksi dan reaksi atau challenge dan respons di dalam hubungannya satu sama lain.
2.      Abu Ahmadi; Dengan proses sosial dimaksudkan cara-cara interaksi (aksi dan reaksi) yang dapat diamati apabila perubahan-perubahan mengganggu cara hidup yang telah ada. Dengan konsep interaksi sosial, ia memberikan batasan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara individu dan golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dan di dalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya.
3.      Soerdjono Dirdjosisworo; mengartikan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Ia kemudian memperinci pengertian rumusan ini sebagai berikut :
a.       Pengaruh timbal balik sebagai akibat hubungan timbal balik antara individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok mengenai berbagai aspek kehidupan manusia seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
b.      Berbagai segi kehidupan tersebut adalah penerapan aspek-aspek utama dalam kehidupan sosial yang mewarnai bahkan menentukan perkembangan dalam kehidupan bersama.
4.      Gillin dan Gillin; proses-proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.
5.      Menurut Soerjono Soekanto, poses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.
Proses sosial dikelompokan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.      Proses Sosial Asosiatif
2.      Proses Sosial Disosiatif 
·         Proses Sosial Asosiatif
      Proses sosial asosiatif adalah proses social yang mengarah pada kesatuan dan keutuhan suatu masyarakat. Yang termasuk dalam proses social asosiatif diantaranya:
Ø  AkomodasiAdalah usaha untuk meredekan pertentangan / mencapai kestabilanBentuk-bentuk khusus dari proses ini adalah:
1.      Koersi (coercion). Merupakan upaya meredakan suatu pertentangan dengan melakukan suatu paksaan, karena adanya salah satu pihak yang lemah.
2.  Kompromi (compromise). Merupakan upaya meredakan pertentangan dimana kedua pihak yang bertikai bersedia mengurangi pertentangan agar tercapai penyelesaian terhadap perselisihan yang terjadi.
3.   Arbitrasi (Arbitration). Merupakan upaya penyelesaian pertentangan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua pihak yang bertikai.
4.   Mediasi (Mediation). Merupakan upaya penyelesaian pertetangan oleh pihak ketiga yang tidak memihak.
5. Konsiliasi (conciliation). Merupakan upaya untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak pihak yang berselisih demi tercapainya tujuan bersama.
6.   Toleransi (tolerance). Merupakan upaya untuk meredakan pertentangan tanpa persetujuan formal, dimana masing masing pihak berupaya menghindarkan diri dari perselisihan.
7.  Stalemate. Merupakan suatu keadaan pihak pihak yang bertentangan berhenti pada suatu titik dalam melakukan pertentangan karena mempunyai kekuatan seimbang. Keduanya tidak ada keinginan untuk maju maupun mundur.
8.  Ajudikasi (Ajudication). Merupakan upaya penyelesaian sengketa di pengadilan.
9.       Segresi (Segretion). Merupakan upaya penyelesaian sengketa, yaitu masing masing pihak yang bersengketa saling menghindar.
10. Eliminasi (Elimination). Merupakan upaya penyelesaian sengketa yaitu salah satu pihak bersedia mengalah.
11. Keputusan Mayoritas (Mayority Decision). Merupakan keputusan yang diambil melalui suara terbanyak atau voting.
12. Gencatan Senjata (Cease Fire). Merupakan upaya penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu.
Ø  Asimilasi (assimilation)
   Menurut Gillin & Gillin, Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut, ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Koentjaraningrat berpendapat bahwa proses asimilasi timbul bila ada :
1)
 Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
      2) Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan insentif untuk waktu yang lama

     3) Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing masing berubah dan aling menyeseuaikan diri.
    Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain:
      1.      Toleransi;
      2.      Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
      3.      Sikap menghargai orang asing dan kebudayaanya
      4.      Sikap yang terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat;
      5.      Persamaan dalam unsure-unsur kebudayaan;
      6.      Perkawinan campuran (amalgamation);
      7.      Adanya musuh bersama dari luar.
    Faktor-faktor umum yang menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain:
      1.      Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
      2.       Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan factor ketiga.
      3.      Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
      4.      Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
      5.      Dalam batas-batas tertentu perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
      6.      In-group feeling
      7.      Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap golongan minoritas
      8.      Perbedaan kepentingan
  Ø  Kerjasama (Cooperation)
   Kerjasama adalah usaha bersama antar individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Beberapa bentuk kerja sama antara lain sebagai berikut:
     1.      Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) yaitu, kerjasama serta merta tanpa adanya suatu perintah atau tekanan tertentu.
    2.   Kerjasama Langsung ( Directed Cooperation) yaitu, kerjasama yang berasal dari perintah atasan atau penguasa.
       3.      Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) yaitu, kerjasama atas dasar atau perjanjian tertentu.
       4.      Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation)yaitu, kerjasama sebagai suatu sistem sosial, misalnya gotong royong atau gugur gunung.
      Apabila dilihat dari pelaksanaannya, kerjasama memiliki bentuk – bentuk sebagai berikut :
      1.      Kerukunan yaitu, bentuk kerjasama yang meliputi gotong royong dan tolong menolong.
      2.      Bargaining yaitu, pelaksanaan pertukaran barang dan jasa antara 2 organisasi atau lebih sesuai perjanjian.
      3.      Kooptasi (Cooptation) yaitu, proses penerimaan unsur – unsu baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam organisasi demi kestabilan organisasi yang bersangkutan.
      4.      Koalisi (Coalition) yaitu, perpaduan 2 organisasi atau lebih dengan tujuan yang sama.
      5.      Joint-venture yaitu, kerjasama dalam pengusahaan proyek – proyek tertentu. Contohnya adalah kerjasama dalam proyek pengeboran minyak, perfilman dan perhotelan.
·         Proses Sosial Disasosiatif
      Proses sosial disosiatif adalah proses social yang mengarah pada perpecahan suatu masyarakat. Yang termasuk dalam proses social disosiatif adalah :
Ø  Persaingan (Competition)
   Persaingan dilakukan dengan norma dan nilai yang diakui bersama. Kecil kemungkinan persaingan mengggunakan kekerasan atau ancaman. Dengan kata lain, persaingan dilakukan secara sehat atau sportif. Hasil dari suatu persaingan akan diterima dengan kepala dingin oleh berbagai pihak yang bersaing, tanpa ada ras dendam karena sejak awal tiap pihak telah menyadari akan ada yang menang dan kalah. Persaingan memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a.       menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama sama menuntut dipenuhi, padahal sulit dipenuhi semuanya secara serentak.
b.      Menyalurkan kepentingan serta nilai nilai dalam masyarakat, terutama yang menimbulkan konflik.
c.       Menyeleksi individu yang pantas memperoleh status dan peran yang sesuai dengan kemampuannya.
Ø  Kontravensi
    Kontravensi merupakan suatu rencana atau perasaan tidak suka terhadap orang lainMenurut Leopold von wiese dan Howard becker, terdapat 5 bentuk kontravensi yaitu, sebagai berikut :
1.      Kontravensi Umum, contohnya penolakan, perlawanan, protes, gangguan dan mengancam pihak lawan.
2.      Kontravensii sederhana, contohnya menyangkal pernyataan orang didepan umum dan memaki melalui surat selebaran atau mencerca.
3.      Kontravensi intensif contohnya penghasutan,penyebaran desas – desus dan memfitnah.
4.      Kontravensi rahasia contohnya pembocoran rahasia,  khianat dan subversi.
5.      Kontravensi taktis contohnya mengejutkan pihak lawan, provokasi dan intimidasi.
   Akibat positif dari adanya kontravensi yang mengarah pada terjadinya keteraturan sosial yaitu sebagai berikut :
1.      Dalam diskusi ilmiah dan seminar – seminar tentang permasalahan tertentu,biasanya perbedaan pendapat justru diharapkan untuk melihat kelemahan – kelemahan suatu pendapat sehingga dapat ditemukan pendapat atau pilihan – pilihan yang lebih kuat sebagai jalan keluar suatu pemecahan masalah yang diseminarkan tersebut.
2.      Menambah rasa memiliki atau kesatuan yang kuat (solidaritas) dalam suatu kelompok. Misalnya, dengan adanya pertentangan antara suatu kelompok dan kelompok lainnya, persatuan kelompok akan lebih kuat dari setiap anggotanya, bahkan mereka merasa lebih erat dan siap berkorban demi kelompoknya untuk menghadapi ancaman yang datang dari luar.
3.      Mendorong adanya perubahan atau memperbaiki kelemahan – kelemahan sehingga memiliki sesuatu yang lebih benar dan baik lagi.
Ø  Pertentangan (Konflik)
      Pertentangan terbagi atas 5 bentuk, yaitu:
·         Pertentangan pribadi, seperti permusuhan dan perkelahian antara kamu dan adikmu karena memperebutkan sesuatu.
·         Pertentangan rasial, seperti pertentangan antar warga kulit hitam dan kulit putih di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.
·         Pertentangan Antar Kelas Sosial, seperti pertentangan antara majikan dan buruh yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan.
·         Pertentangan politik, seperti pertentangan antar golongan dalam masyarakat atau pertentangan di antara negara negara  yang merdeka.
·         Pertentangan Internasional, seperti pertentangan antar negara yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan. Tidak jarang pertentangan ini terjadi pertentangan.

     Sumber Proses Sosial:
     Terdapat beberapa sumber-sumber proses social, diantaranya:
     1.      Imitasi
      Dalam pengertian sehari hari imitasi berarti tiruan atau bukan asli. Dalam istilah sosiologi, imitasi adalah proses peniruan perilaku orang atau pihak lain. Proses imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. Sebelum seseorang mengimitasi atau meniru orang lain terlebih dahulu ia menerima, mengagumi, dan menjunjung tinggi orang yang diimitasi atau ditiru itu. Imitasi terjadi pertama kali dalam proses sosialisasi keluarga karena dalam keluarga seorang individu mulai meniru kebiasaan kebiasaan yang berlaku dalam keluarga seperti cara berpakaian, cara berbicara, adat istiadat, kebudayaan dan sebagainya. Seiring dengan bertambahnya usia individu, proses imitasi ini akan terus berkembang sampai ke lingkungan tetangga, teman sepermainan, hingga lingkungan masyarakat lainnya.
      2.      Sugesti
      Sugesti berlangsung apabila seseorang meberi suatu pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Proses ini sebenarnya hampir sama dengan proses imitasi, akan tetapi titik tolaknya berbeda. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima sugesti dilanda oleh emosi, sehingga menghambat daya pikirnya yang rasional. Sugesti yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain akan lebih berhasil jika yang memberikan sugesti itu adalah orang yang berwibawa atau bersifat otoriter maupun pendapat / sikap mayoritas dari kelompoknya. Iklan – iklan yang disajikan oleh media massa seperti televisi, radio, surat kabar ataupun majalah merupakan salah satu bentuk sugesti yang bersifat masal.
      3.      Identifikasi
      Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi. Oleh karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya, yaitu secara tidak sadar, maupun dengan disengaja oleh karena seringkali seseorang memerlukan tipe tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya. Identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh pengaruh yang lebih mendalam daripada proses imitasi dan sugesti, walaupun ada kemungkinan bahwa pada mulanya proses identifikasi diawali oleh imitasi atau sugesti.
      4.      Simpati
      Di dalam proses ini, perasaan seseorang memegang peranan yang samngat penting walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerjasama dengannya.
      5.      Empati
      Proses empati hampir mirip dengan simpati, namun lebih dalam lagi hingga kita turut merasakan apa yang dia rasakan oleh orang itu.
      6.      Akulturasi
      Proses menerima pengaruh kebudayaan lain tanpa meninggalkan identitas kebudayaan sendiri.

Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antarindividu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok.
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat 2 syarat terjadinya interaksi sosial, yaitu:
1.      Kontak sosial
    Kata kontak berasal dari bahasa latin Con dan Tangere. Con artinya bersama – sama dan Tangere artinya menyentuh. Kontak sosial dibagi menjadi 2, yaitu kontak primer dan kontak sekunder.
      a.       Kontak primer adalah kontak yang terjadi langsung dengan cara bertatap muka.
      b.       Kontak sekunder adalah kontak yang terjadi melalui perantara atau alat tertentu.kontak sekunder dibedakan menjadi 2, yaitu kontak sekunder langsung yang terjadi apabila kedua belah pihak menggunakan alat perantara tertentu seperti handphone. Sedangkan, kontak sekunder tidak langsung terjadi apabila menggunakan perantara melalui orang lain.
2.      Komunikasi
      Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerak gerakan fisik atau sikap) dan perasaan perasan yang disampaikan. Misalkan, seorang gadis dikirimi sekotak cokelat tanpa nama pengirim. Gadis itu menerimanya dengan suka cita tapi dia bertanya tanya siapa yang mengirimkannya, dan apa maksudnya, apakah sekotak cokelat itu simbol cinta kasih atau hanya sekedar simbol persahabatan. Terdapat 5 unsur pokok dalam komunikasi, yaitu:
1)      Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
2)      Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimkan, pikiran atau perasaan.
3)      Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
4)      Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
5)      Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan.
Ciri ciri Interaksi Sosial
1.      Jumlah pelaku 2 orang atau lebih
2.      Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang
3.      Adanya dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
4.      Adanya tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil dari interaksi sosial