Video ini menunjukan proses terapi yang dilakukan
pada client wanita yang mengalami
Agrophobia, dimana metode atau teknik terapi yang diterapkan adalah jenis Intensive Exposure Therapy (Flooding). Wanita tersebut diketahui memiliki ketakutan
untuk pergi keluar rumah sendiri dan merasa panik untuk bertemu dengan
orang-orang yang tidak ia kenal.
Hal pertama yang terapis (laki-laki) lakukan adalah
melakukan tes untuk mengetahui level ketakutan client, kemudian meminta client
untuk menceritakan perasaanya mengenai hal yang client takuti tersebut meskipun akhirnya client merasa tidak dapat dan tidak mau menceritakan bagaimana
perasaan takutnya karena merasakan adanya tekanan yang cukup besar. Selanjutnya, terapis (laki-laki) menanyakan kesediaan client
untuk menghilangkan atau menyembuhkan phobia nya tersebut yang akhirnya
disetujui oleh client.
Di kesempatan selanjutnya client dipertemukan dengan
terapis (wanita) yang akan membantunya menghilangkan phobia yang ia alami
tersebut. Pada tiga sesi pertama, client
fokus diberikan informasi mengenai penanganan perasaan panik yang biasa client alami. Selanjutnya kedua terapis
melakukan diskusi mengenai kasus tersebut, dan kemudian terapis (wanita) mulai
melakukan terapi flooding pada client menggunakan media lift (elevator).
Saat itu client terlihat ragu-ragu
dan takut untuk memasuki lift, namun terapis terus mencoba menenangkan client hingga akhirnya 50 menit kemudian client memberanikan diri untuk
memutuskan mau mencoba menggunakan lift tersebut. Saat pintu lift mulai
tertutup client sempat mencoba
menghalangi dengan tangan nya agar pintu kembali terbuka, namun terapis terus
mencoba menenangkan client dan
meyakinkan client bahwa client akan baik-baik saja dalam
menghadapi situasi yang ia takuti tersebut. Di akhir-akhir waktu dalam lift tersebut client sempat mencoba untuk melepaskan
pegangan tangannya pada terapis hingga sampai pada lantai terbawah dan akhirnya
terapis mengkonfrontir ketakutan client,
memuji keberaian client, dan meyakinkan
bahwa situasi tersebut adalah situasi yang aman untuk client sehingga tidak perlu ditakutkan kembali.
Tahap selanjutnya adalah client diminta untuk mencoba menaiki lift sendiri tanpa
didampingi oleh terapis. Setelah berhasil, client
diminta untuk kembali mengulangi hal tersebut beberapa kali hingga client merasa tenang dan yakin bahwa client sudah tidak takut akan hal
tersebut kembali. Setelah itu, client
dibawa keluar untuk mencoba menaiki kereta sendirian dan akhirnya client berhasil mengatasi ketakutan
sebelumnya. Kemudian diketahui bahwa tiga hari setelah itu client sudah bukan hanya berani untuk menaiki lift dan kereta
sendirian namun juga menaiki bus, mengendarai mobil dan berjalan-jalan keluar rumah tanpa
dilingkupi perasaan takut kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar