Sabtu, 15 Juli 2017

Analisis Video : Intensive Exposure Therapy (Flooding)

Video ini menunjukan proses terapi yang dilakukan pada client wanita yang mengalami Agrophobia, dimana metode atau teknik terapi yang diterapkan adalah jenis Intensive Exposure Therapy (Flooding).  Wanita tersebut diketahui memiliki ketakutan untuk pergi keluar rumah sendiri dan merasa panik untuk bertemu dengan orang-orang yang tidak ia kenal.
Hal pertama yang terapis (laki-laki) lakukan adalah melakukan tes untuk mengetahui level ketakutan client, kemudian meminta client untuk menceritakan perasaanya mengenai hal yang client takuti tersebut meskipun akhirnya client merasa tidak dapat dan tidak mau menceritakan bagaimana perasaan takutnya karena merasakan adanya tekanan yang cukup besar. Selanjutnya, terapis (laki-laki) menanyakan kesediaan client untuk menghilangkan atau menyembuhkan phobia nya tersebut yang akhirnya disetujui oleh client
Di kesempatan selanjutnya client dipertemukan dengan terapis (wanita) yang akan membantunya menghilangkan phobia yang ia alami tersebut. Pada tiga sesi pertama, client fokus diberikan informasi mengenai penanganan perasaan panik yang biasa client alami. Selanjutnya kedua terapis melakukan diskusi mengenai kasus tersebut, dan kemudian terapis (wanita) mulai melakukan terapi flooding pada client menggunakan media lift (elevator). Saat itu client terlihat ragu-ragu dan takut untuk memasuki lift, namun terapis terus mencoba menenangkan client  hingga akhirnya 50 menit kemudian client memberanikan diri untuk memutuskan mau mencoba menggunakan lift tersebut. Saat pintu lift mulai tertutup client sempat mencoba menghalangi dengan tangan nya agar pintu kembali terbuka, namun terapis terus mencoba menenangkan client dan meyakinkan client bahwa client akan baik-baik saja dalam menghadapi situasi yang ia takuti tersebut. Di akhir-akhir waktu dalam lift tersebut client sempat mencoba untuk melepaskan pegangan tangannya pada terapis hingga sampai pada lantai terbawah dan akhirnya terapis mengkonfrontir ketakutan client, memuji keberaian client, dan meyakinkan bahwa situasi tersebut adalah situasi yang aman untuk client sehingga tidak perlu ditakutkan kembali.
Tahap selanjutnya adalah client diminta untuk mencoba menaiki lift sendiri tanpa didampingi oleh terapis. Setelah berhasil, client diminta untuk kembali mengulangi hal tersebut beberapa kali hingga client merasa tenang dan yakin bahwa client sudah tidak takut akan hal tersebut kembali. Setelah itu, client dibawa keluar untuk mencoba menaiki kereta sendirian dan akhirnya client berhasil mengatasi ketakutan sebelumnya. Kemudian diketahui bahwa tiga hari setelah itu client sudah bukan hanya berani untuk menaiki lift dan kereta sendirian namun juga menaiki bus, mengendarai mobil dan berjalan-jalan keluar rumah tanpa dilingkupi perasaan takut kembali. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar