Senin, 25 April 2016

Mental Retardation atau Intellectual Disabilities

Mata Kuliah                       : Kesehatan Mental
Nama Anggota Kelompok   : Ajeng Septiana (10514662)
                                             Elisa (13514497)
                                             M. Rusydan Mairubi (17514537)
                                             Vennysya Novianty (1A514989)
Kelas                                  : 2PA01


Mental Retardation atau Intellectual Disabilities adalah suatu kelainan di awal masa perkembangan dalam konteks intelektual maupun fungsi penyesuaian pada hal konseptual, sosial, maupun praktik nyata. Terdapat 3 kriteria / ciri khusus dari Mental Retardation, yaitu:
1.      Keterbatasan di bidang intelektual seperti: masalah pada reasoning, problem solving, planning, abstract thinking, judgment, academic learning, dan learning from experience yang telah dikonfirmasi keterbatasannya melalui proses pengukuran klinis dan tes intelegensi strandar.
2.      Keterbatasan pada fungsi penyesuaian diri yang berakibat pada kegagalan pemenuhan standar perkembangan sosial-budaya untuk memenuhi kebebasan pribadi (kemandirian) maupun tanggung jawab sosial. Tanpa adanya dukungan ataupun penanganan yang  berkelanjutan, keterbatasan penyesuaian ini akan membatasi keberfungsian dari satu bahkan beberapa hal dalam aktivitas sehari-hari, seperti: komunikasi, patisipasi sosial dan kemampuan hidup mandiri / bebas di lingkungan rumah, sekolah, tempat kerja maupun dalam komunitas.
3.      Awal mula keterbatasan intelektual dan penyesuian tersebut terjadi dalam masa perkembangan.
Berikut merupakan tingkat keparahan Mental Retardation / Intelektual Disabilities:
-          Mild / Ringan, bila nilai IQ berkisar 70-55/50. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua di sekolah. Mulai tampak gejala pada usia sekolah dasar, misalnya sering tidak naik kelas, selalu memerlukan bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi. Bisa mencapai kemampuan membaca sampai kelas 4-6. Meskipun memiliki kesulitan membaca, tetapi mereka dapat mempelajari kemampuan pendidikan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka memerlukan pengawasan dan bimbingan serta pendidikan dan pelatihan khusus. Biasanya tidak ditemukan kelainan fisik, tetapi mereka bisa menderita epilepsi. Mereka seringkali tidak dewasa dan kapasitas perkembangan interaksi sosialnya kurang. Mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru dan mungkin memiliki penilaian yang buruk dan jarang melakukan penyerangan yang serius, tetapi bisa melakukan kejahatan impulsif.
Domain Conceptual
Pada anak-anak prasekolah, mungkin tidak ada perbedaan konseptual yang jelas. Namun pada masa sekolah menuju dewasa, terdapat kesulitan dalam menerima pelajaran dan terdapat perbedaan kemampuan dengan rekan seumurannya. Pada masa dewasa, kemampuan berfikir abstrak, berfikir ter rencana, memori jangka pendek, atau segala yang mencakup kemampuan akademis mengalami gangguan.
Domain Social
Dibandingkan dengan teman seumurannya, kemampuan individu ini berinteraksi belum sempurna, sebagai contoh individu akan kesulitan memaknai apa yang rekannya lakukan (bermain, ngobrol, dll) individu akan sulit memaknai emosi dan perilaku apa yang rekan sejawatnya sampaikan.
Domain Practical
Dalam mengerjakan tugas harian yang kompleks, individu masih membutuhkan bantuan orang lain. di masa dewasa kebutuhan bantuan meliputi membeli keperluan makanan, transportasi, menjaga anak dan lingkungan rumah, memberi nutrisi yang baik untuk keperluan makan, perbankan dan menejemen keuangan

-          Moderate / Sedang, bila nilai IQ berkisar antara 55/50 – 40/35. Sudah tampak sejak anak masih kecil dengan adanya keterlambatan dalam perkembangan, misalnya perkembangan bicara atau perkembangan fisik lainnya. Anak hanya mampu dilatih untuk merawat dirinya sendiri. Pada umumnya tidak mampu menyelesaikan pendidikan dasarnya. Dengan latihan dan dukungan dari lingkungannya, mereka dapat hidup dengan tingkat kemandirian tertentu.
Domain Conceptual
Selama masa perkembangan, kemampuan konseptual individu mengalami ketertinggalan di banding rekan-rekannya. Asisten sangat di butuhkan untuk membantu individu tersebut menjalani seluruh aktivitas yang membutuhkan pola berpikir (conceptual meaning). Bahkan sang asisten dibutuhkan di sepanjang masa hidup individu tersebut
Domain Social
Kemampuan bersosialisasi dengan rekan seumurannya sangat dibatasi oleh kemampuan komunikasi yang sangat terbatas. Dibutuhkan bantuan komunikasi agar kemampuan bersosialiasi berjalan baik.
Domain Practical
Individu dapat melakukan keperluannya sehari- hari seperti makan, berganti pakaian, dan mandi seperti orang dewasa, tetapi dalam permasalahan keperluan yang kompleks individu masih sangat membutuhkan bantuan dari orang lain, harus selalu di ingatkan agar individu dapat mandiri dalam menjalani keperluan lain

-          Severe / Parah, bila nilai IQ berkisar antara 40/35 – 25/20. Sudah tampak sejak anak lahir, yaitu perkembangan motorik yang buruk dan kemampuan bicara yang sangat minim  namun dapat dilatih meskipun agak lebih susah dibandingkan dengan MR sedang. Hanya mampu untuk dilatih belajar bicara dan keterampilan untuk pemeliharaan tubuh dasar. Sudah tampak sejak anak lahir, biasanya tidak dapat belajar berjalan, berbicara atau memahami.
Domain Conceptual
Pencapaian konsep berfikir sangat terbatas, dibutuhkan pengasuh selama masa hidupnya untuk menjalani kegiatan sehari-hari.
Domain Social
Kata yang dapat diucapkan sangat terbatas, bahasa yang terucap saat berbicara hanya bisa satu kata. Interaksi yang di lakukan oleh keluarga atau orang terdekat sangat dibutuhkan untuk kebahagiaan individu.
Domain Practical
Dalam hal ini interaksi yang di lakukan oleh keluarga atau orang terdekat sangat dibutuhkan untuk kebahagiaan individu. individu membutuhkan bantuan dari seluruh kegiatan sehari-hari individu, membutuhkan arahan dari seluruh kegiatan yang di lakukan, individu tidak dapat bertaNggung jawab atas segala tidakannya

-          Profound / Mendalam, bila nilai IQ berada di bawah 25/20. Sudah tampak sejak anak lahir, biasanya tidak dapat belajar berjalan, berbicara atau kurang kemampuan memahami.
Domain Conceptual
Individu memiliki beberapa koordinasi otot & berbicara. Kemampuan merawat diri sangat terbatas.
Domain Social
Individu hanya dapat membaca pesan gestural yang ringan saja, kebanyakan cara komunikasi invidivu menggunakan pesan non verbal
Domain Practical
individu sangat membutuhkan pengasuh di setiap kegiatannya karena kemungkinan keterbatasan tidak dapat berjalan dan berbicara sangat tinggi
Ø  Fitur Diagnosa
Ciri khas pokok dari intellectual disabilities ini adalah keterbatasan dalam kemampuan mental umum (kriteria A), gangguan penyesuaian fungsi dalam kehidupan sehari-hari (kriteria B), dan bermula pada masa awal perkembangan (kriteria C). Diagnosa untuk intellectual disabilities ini didasarkan pada pengukuran klinis dan tes intelektual standar serta fungsi penyesuaian diri.
            Kriteria A menjurus pada fungsi intelektual yang menyangkut hal-hal sebagai berikut: reasoning, problem solving, planning, abstract thinking, judgment, learning from instruction and experience, dan practical understanding. Komponen-komponen pentingnya meliputi: verbal comprehension, working memory, perceptual reasoning, quantitative reasoning, abstract thought, dan cognitive efficacy.  
            Keterbatasan dalam fungsi penyesuaian (kriteria B) menjurus pada bagaimana baiknya seeorang memenuhi standar masyarakat pada hal kemandirian dan tanggungjawab sosial, dalam perbandingan dengan orang lain yang meemiliki umur sama dan latarbelakang sosial-budaya yang mirip. Keberfungsian penyesuaian meliputi penalaran adaptive dalam 3 domain, yaitu: konseptual, sosial, dan praktik. Domain konseptual / akademik meliputi kompentensi dalam hal memori, bahasa, membaca, menulis, penalaran matematika, akuisisi pengetahuan praktis, pemecahan masalah, dan penilaian dalam situasi di antara orang-orang. Domain sosial meliputi kesadaran tau perhatian atas pemikiran, perasaan dan pengalaman seperti empati, keterampilan komunikasi interpersonal, kemampuan berteman, penilaian sosial daiantara banyak orang. Sedangkan domain praktik meliputi pembelajaran dan managemen diri dalam kehidupan sehari-hari seperti perawatan diri, tanggung jawa kerja, managemen keuangan, rekreasi, managemen diri dalam hal perilaku dan pengorganisasian tugas dengan orang lain. Kapasitas intelektual, pendidikan, motivasi, sosialisasi, fitur diri, kesempatan kejuruan, pengalaman budaya yang berjalan bersamaan dengan kelainan mental berpengaruh pada fungsi penyesuaian diri.
            Keberfungian penyesuaian diri dapat diukur menggunakan evaluasi klinis dan individual, kesesuaian budaya, serta pengukuran psikometrik. Pengukuran standar digunakan dengan informan yang memiliki kedekatan dengan orang yang memiliki kelaian intelektual tersebut ataupun seseorang yang berpengetahuan (ex: orangtua, anggota keluarga, guru, konselor, maupun penyedia jasa pelayanan). Sumber lain bisa juga meliputi pendidikan, perkembangan, medis, dan evaluasi keksehatan mental. Skor dari pengukuran standar dan skor interview harus diinterpretasikan menggunakan penilaian klinis.
            Dukungan atau penanganan pada kriteria B sangat dibutuhkan dalam rangka memadai performa baik orang tersebut dalam suatu lingkungan seperti di rumah, sekolah, tempat kerja maupun komunitas.  Kriteria C bermula diawal masa perkembangan yang menjurus pada pengakuan bahwa keterbatasan intelektual dan penyesuaian diri terjadi saat masa kanak-kanak dan remaja.
Ø  Asosiasi Fitur Pendukung Diagnosis
Disabilitas intelektual adalah kondisi heterogen dengan beberapa penyebab. Terdapat kesulitan pada penilaian sosial;  risiko; perilaku, emosi, atau hubungan interpersonal; atau motivasi di sekolah atau lingkungan kerja. Kurangnya keterampilan komunikasi dapat mempengaruhi perilaku agresif. Penyandang disabilitas intelektual yang kurang dalam kesadaran akan resiko dan bahaya sering kali menjadi korban eksploitasi oleh orang lain dan memungkinkan menjadi korban penipuan, keterlibatan kriminal dan risiko kekerasan fisik dan seksual. individu dengan diagnosis disabilitas intelektual yang didasari gangguan mental beresiko untuk bunuh diri. Mereka berpikir tentang bunuh diri, melakukan upaya bunuh diri, dan kematian pada diri mereka. Dengan demikian, screening untuk pemikiran bunuh diri sangat penting dalam proses penilaian. Karena kurangnya kesadaran risiko dan bahaya, dapat meningkatkan angka kecelakaan dan kematian.
Ø  Pengembangan
Disabilitas intelektual  berkembang pada masa perkembangan. Usia dan karakteristik tergantung pada etiologi dan tingkat gangguan disfungsi otak. Motorik yang tertunda, bahasa, dan tonggak sosial dapat diidentifikasi pada 2 tahun pertama kehidupan  pada penyandang disabilitas intelektual yang lebih berat, sementara pada tingkat ringan mungkin tidak dapat diidentifikasi hingga usia sekolah, di saat kesulitan pada akademik muncul. Untuk anak-anak dan orang dewasa, dukungan sosial berpengaruh penuh dalam kehidupan sehari –hari sehingga dapat meningkatkan fungsi adaptif.
Ø  Risiko dan Faktor prognostik
Genetik dan fisiologis. Genetik misalnya urutan variasi atau salinan jumlah varian yang melibatkan satu atau lebih gen (gangguan kromosom), kesalahan metabolisme bawaan, kelainan otak, penyakit ibu (termasuk penyakit plasenta), dan pengaruh lingkungan (misalnya, alkohol, obat-obatan lain, racun, teratogen). Penyebab postnatal termasuk cedera iskemik hipoksia, trauma cedera otak, infeksi, gangguan demielinasi, gangguan kejang (misalnya, kejang infantil), sindrom metabolik berat dan deprivasi sosial kronis, dan intoksikasi (Misalnya, timbal, merkuri).
Ø  Isu Relasi Gender dan Diagnosis
Secara keseluruhan dalam melakukan diagnosis, pria lebih berpeluang dibandingkan perempuan (rata-rata Rasio perempuan laki-laki 1,6: 1) dan berat (rata-rata laki-laki: perempuan rasio 1,2: 1). Namun, pada beberapa penelitian rasio jenis kelamin ini bervariasi.
Ø  Perbedaan diagnosa
-          Gangguan Neurokognitif Besar dan Ringan.
Cacat intelektual dikategorikan sebagai gangguan perkembangan saraf dan berbeda dari gangguan neurokognitif, yang ditandai dengan hilangnya fungsi kognitif. Gangguan neurokognitif utama yang dapat terjadi dengan cacat intelektual (misalnya, seorang individu dengan down syndrome yang mengembangkan penyakit Alzheimer, atau individu dengan cacat intelektual yang kehilangan kapasitas kognitif lebih lanjut menyusul cedera di kepalanya). Dalam kasus tersebut, diagnosis cacat intelektual dan gangguan neurokognitif akan mungkin diberikan.
-          Gangguan Komunikasi dan Gangguan Belajar Tertentu.
Ini gangguan perkembangan saraf khusus untuk komunikasi dan pembelajaran domain dan tidak menunjukkan defisit dalam perilaku intelektual dan adaptif. Mereka mungkin terjadi dengan cacat intelektual. Kedua diagnosis dibuat jika kriteria terpenuhi untuk cacat intelektual dan gangguan komunikasi atau gangguan belajar tertentu.
-          Spektrum Gangguan Autisme.

Cacat intelektual adalah umum di antara individu dengan gangguan spektrum autisme. Penilaian yang tepat dari fungsi intelektual dalam gangguan spektrum autisme adalah penting, dan dengan penilaian ulang di periode perkembangan, karena nilai IQ dalam gangguan spektrum autisme mungkin tidak stabil, terutama pada anak usia dini.

Berikut ini ada beberapa link video  yang dapat menambah pengetahuan kitamengenai intellectual Disabilities :
  


Berikut ini ada sebuah film yang menceritakan kehidupan seorang ayah dengan Mental Retardation, yang berjudl "I am Sam". Film ini berkisah tentang bagaimana sulitnya menjadi seorang ayah (Sam)yang sempurna di mata orang lain, yaitu putrinya sendiri (Sam), teman-temannya dan yang utama adalah di mata petugas sosial negara tersebut (Los Angeles). Cukup sulit bagi Sam untuk meyakinkan petugas sosial bahwa ia ayah yang mampu mendidik dan membesarkan putrinya seperti anak lainnya. Hal ini dikarenakan Sam memiliki mental retardation (MR), sehingga mereka menganggap Sam tidak mampu mengasuh dan memberikan pendidikan yang layak kepada Lucy dengan intelejensi Sam yang hanya setara dengan anak usia tujuh tahun . Jika dilihat dari karakteristik yang dimiliki Sam, kemungkinan Sam berada dalam kategori cacat mental mild. Sebab dia sendiri sudah mampu merawat diri sendiri, sudah dapat dididik, secara fisik tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan orang normal, hanya saja dia memiliki kekurangan dalam koordinasi, kekuatan dan cara berbicara lambat dan kurang jelas. Keterbatasan – keterbatasan tersebut menyebabkan dalam kehidupan sehari – hari mereka bergantung pada orang lain, termasuk Sam. Dalam kasus ini, keterbatasan tersebut bukan hanya berpengaruh pada dirinya saja, melainkan juga banyak mempengaruhi kehidupan putrinya. Dengan intelejensi yang hanya setara dengan anak usia tujuh tahun tentu dianggap akan menghambat pendidikan putrinya. Sebab dapat dikatakan bahwa intelenjensi Sam akan berada di bawah intelejensi putrinya kelak. Selain itu, para petugas sosial juga menganggap bahwa Sam hanya mampu mempelajari hal tertentu saja. Hal ini terlihat pada saat di pengadilan, pihak petugas sosial mengatakan bahwa Sam tidak akan mengerti kebutuhan Lucy saat remaja nanti. Padahal, faktanya belajar dan berkembang dapat terjadi seumur hidup bagi semua orang. Maka, siapapun dapat mempelajari sesuatu, hanya saja bagi Sam proses pembelajaran tersebut jauh lebih lama dibanding orang normal. Dalam kasus ini, motivasi cukup berperan penting dalam setiap usaha belajar yang dilakukan oleh Sam. Dia tidak mudah learned helpless dalam menghadapi masalah yang dihadapinya, meskipun dia pernah mengalami putus asa tapi dia masih dapat bangkit kembali.Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa retardasi yang diderita oleh Sam masih dapat dikategorikan dalam kelompok mild. Hal ini dapat kita lihat dari batasan kemampuan yang dimiliki Sam. Dia sudah mampu merawat diri sendiri dan juga tidak begitu bergantung pada orang lain. Selain itu, yang paling menonjol adalah kemampuan interaksi sosial Sam tidak begitu buruk. Dia memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja, putrinya, teman wanita dan juga memiliki aktivitas kelompok

Trailer Film I am Sam (2001): 

Daftar Pustaka:
American Psychiatric Association (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder. 5th Edition
https://junteq.wordpress.com/2010/03/09/film-i-am-sam-dari-kacamata-psikologi/
www.youtube.com

Minggu, 10 April 2016

Konsep Kepribadian, Kepribadian Sehat, dan Perembangan Kesehatan Mental Menurut Fromm

§  Perkembangan kesehatan mental menurut Fromm
      Karena hidup dengan keluarga yang neurotis dan mengalami peristiwa-peristiwa yang irasional seperti saat Perang Dunia I. Fromm akhirnya mengembangkan ilmu mengenai kodrat manusia dan perilaku yang irasional. Hingga akhirnya ia mengeluarkan teori bahwa kepribadian manusia dipengaruhi oleh kekuatan-keuatan sosial pada masa kanak-kanak dan kekuatan-kekuatan historis yang mempengaruhi perkembangan manusia. Untuk itu dalam mendalami kepribadian seseorang kita harus mengetahui kodratnya dari segi kekuatan sosial masa kanak-kanak dan kekuatan historisnya. Hingga akhirnya diagnosa mengenai kepribadian orang tersebut sehat atau tidak ditentukan oleh kebudayaan yang membantu atau malah menghambat perkembangan manusia yang positif tersebut. 

§  Yang dimaksud kepribadian sehat menurut Fromm
     Menurut Fromm kepribadian sehat adalah kepribadian yang produktif. Mereka memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif, sedangkan orang sakit  memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan cara irasional. Orang yang memiliki kepribadian sehat mencintai sepenuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki identitas yang kuat, bebas dan menjadi pelaku diri sendiri. Dengan kata lain manusia yang sehat lebih mampu menemukan cara yang tepat untuk dapat menyesuaikan diri dan memmenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Menurut fromm ada 5 kebutuhan yang berasal dari aspek kebebasan dan keamanan, yaitu:
1.       Hubungan
2.       Transendensi
3.       Berakar
4.       Perasaan identitas
5.       Kerangka orientasi
Selain itu menurut Fromm kepribadian sehat memilik 4 segi tambahan, yaitu cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagian dan suara hati. 

§  Konsep kepribadian menurut Fromm
      Menurut Fromm untuk dapat mengerti kepribadian manusia kita harus memahami sejarah manusia itu terlebih dahulu. Manusia memiliki perbedaan dengan hewan dimana sudah tidak memiliki kesatuan dengan alam dan tidak memiliki insting, namun manusia memiliki kemampuan bernalar. Fromm melihat kepribadian sebagai bentuk kebudayaan, dan percaya bahwa kesehatan jiwa didefinisikan sebagai cara masyarakat menyesuaikan diri dengan  kebutuhan-kebutuhan individu

   Daftar Pustaka:
   Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: PT. Kanisius
   Feist, J & Feist, G. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika

Konsep Kepribadian, Kepribadian Sehat dan Perkembangan Kesehatan Mental Menurut Rogers

§  Perkembangan kesehatan mental menurut Rogers
     Rogers mengembangkan suatu metode baru yaitu client-centred therapy, dimana metode tersebut menempatkan tanggung jawab utama terhadap perubahan kepribadian pada pasien, bukan pada ahli terapi. Metode tersebut mengganggap bahwa individu yang mengalami gangguan memiliki tingkat kesadaran tertentu yang berbeda dengan orang sehat. Rogers juga percaya bahwa manusia dibimbing atau dipengaruhi oleh perssepsi sadar mereka, bukan oleh persepsi-persepsi tak sadar seperti yang dikemukakan Freud. Namun ia juga mengakui bahwa pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi cara manusia berfikir dan memandang dunia. 

§  Yang dimaksud kepribadian sehat menurut Rogers
      Kepribadian yang sehat adalah kepribadian yang dapat mengaktualisasikan diri atau orang yang berfungsi sepenuhnya. Rogers mengatakan bahwa kepribadian yang sehat adalah suatu proses, bukan keadaan yang ada. Mereka tidak bersembunyi dibalik topeng-topeng kepalsuan, mengikuti petunjuk-petunjuk orang lain, melainkan bebas dari harapan-harapan dan rintangan oraang lain, mereka telah mengatasi aturan-aturan ini. Selain itu orang memiliki kepribadian sehat Rogers nilai mampu menyesuaikan diri dan mampu bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi-kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan sekalipun.
Menurut Rogers ada 5 sifat orang yang berfungsi sepenuhnya, yaitu:
1.       Keterbukaan pada pengalaman
2.       Kehidupan eksistensial
3.       Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
4.       Perasaan bebas
5.    Kreativitas

§  Konsep kepribadian menurut Rogers
      Konsep kepribadian menurut Rogers (Rogers dalam Corsini, 2011) mengacu pada 19 pokok pikiran tentang kepribadian, yaitu:
1.       Semua individu (organisme) berada di dunia pengalaman yang terus berubah
2.     Individu bereaksi terhadap perubahan fenomena sebagaimana hal tersebut dirasakan atau dipersepsikan
3.       Organisme bereaksi sebagai satu unit yang utuh terhadap bidang fenomena
4.   Individu memiliki kecenderungan dan upaya untuk mengaktualisasikan, menjaga dan memelihara status sebagai organisme yang terus memberikan makna atas pengalaman
5.       Beberapa bagian dari keseluruhan ruang yang dipersepsi secara bertahap akan dipisahkan dan menjadi sesuatu yang disebut diri (self).
6.       Sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan –dan lingkungan sebagiannya adalah hasil interaksi dengan individu lain– self terbentuk, cair tapi konsisten pada persepsi tentang karakteristik  dan hubungan antara aku (I sebagai subyek) dan aku lian (me sebagai obyek) bersama dengan pelbagai nilai yang terselip pada konsep-konsep tersebut.
7.  Sudut pandang terbaik untuk memahami kepribadian subyek tertentu mengacu pada kerangka yang mengacu langsung kepada individu
8.  Perilaku secara prinsipil merupakan upaya yang diarahkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan sebagai sesuatu yang dialami pada ruang pengalaman langsung yang dipersepsi
9.       Emosi menyertai dan memfasilitasi tujuan yang mengarahkan perilaku. Sementara bentuk emosi berhubungan dengan jenis perilaku yang dianggap berpengaruh untuk mempertahankan keberadaan individu
10.  Nilai melekat pada pengalaman, sementara nilai menjadi bagian langsung dari struktur diri (self) dan nilai-nilai yang merupakan bagian dari struktur diri.
11.   Pengalaman yang terjadi dalam kehidupan individu beroperasi dengan cara:
a.       Disimbolkan, dirasakan dan disusun dalam beberapa hubungan langsung dengan diri
b.  Diabaikan karena tidak ada hubungan yang dirasakan secara langsung  pada struktur diri (self)
c.       Indvidu menolak simbolisasi pengalaman karena tidak konsisten dengan struktur diri (self) tersebut.
12.   Hampir seluruh model perilaku yang diterima oleh individu adalah bentuk yang sesuai dan konsisten dengan konsep diri.
13. Perilaku dapat disebabkan oleh pengalaman organik dan kebutuhan yang belum disimbolisasikan pada self. 
14.   Penyesuaian psikologis  terjadi apabila ketika konsep diri,  seperti pengalaman viseral dan sensorik berasimilasi pada tingkat simbolis ke dalam hubungan yang konsisten dengan konsep diri pada individu
15.   Kegagalan menyesuaikan diri secara psikologis ada terjadi apabila individu menyangkal pengalaman sensoris dan viseral. Akibatnya pengalaman tersebut tidak tersimbolisasikan and tertata pada struktur kepribadian. Situasi ini menyebabkan ketegangan atau potensi ketegangan psikologis.
16. Berbagai pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur kepribadian individu dinilai sebagai ancaman. Sikap ini dimunculkan untuk mempertahankan situasi kepribadian atau self itu sendiri.
17. Self, pada situasi tertentu akan mengevaluasi pengalaman yang tidak konsisten dengan struktur kepribadian. Penilaian terhadap pengalaman tersebut akan direvisi. Hal ini terjadi apabila pengalaman yang tidak sesuai tersebut muncul dengan tidak menimbulkan ancaman atas struktur self itu sendiri.
18. Ketika pengalaman sensoris tertentu diterima dan dipersepsi lalu disatukan ke dalam satuan sistem kepribadian, maka kecenderungan lain yang muncul adalah self akan lebih memahami keberadaan sesuatu yang lian dan memahami keberadaan individu lain sebagai yang terpisah dari dirinya
19.  Karena individu memiliki sistem untuk mempersepsi dan menerima berbagai pengalaman ke dalam struktur kepribadian, maka ia akan menyadari telah mengganti atau memperbaharui nilai-nilai terkini. Perubahan tersebut secara intensif mengacu pada  kecenderungan introyeksi yang telah disimbolisasikan secara terdistorsi atau tersesuaikan melalui sebuah proses penilaian yang berkelanjutan pada individu

Daftar Pustaka:
Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: PT. Kanisius
Feist, J & Feist, G. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika

Konsep Kepribadian, Kepribadian Sehat dan Kesehatan Mental Menurut Maslow

   Perkembangan kesehatan mental menurut Maslow
     Maslow sangat tertarik dengan potensi yang ada pada manusia, untuk itu ia terlibat dalam gerakan potensi manusia. Dalam mengembangkan teori mengenai potensi yang ada manusia, ia percaya bahwa untuk menyelidiki atau melakukan penelitian tersebut kita harus menelti manusia yang sehat (berbeda dengan freud). Menurutnya cukup dengan mempelajari kepribadian-kepribadian manusia yang sehat kita dapat melihat seberapa jauh potensi dan kapasitas manusia tersebut dapat dikembangkan. Maslow optimis bahwa jumlah manusia ideal yang dapat mengaktualisasikan diri lebih banyak daripada yang tidak bisa mengaktualisasikan dirinya. Ia juga percaya bahwa meskipun manusia dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, namun manusia tetap bisa memperbaikinya dengan potensi-potensi yang ada dalam dirinya.

§       Yang dimaksud kepribadian sehat menurut Maslow
     Yang dimaksud kepribadian sehat menurut Maslow adalah kepribadian yang dapat mengaktualisasikan diri. Untuk dapat beraktualisasi seseorang harus dapat memenuhi persyaratan, yaitu:
1.       Kebutuhan Fisiologis
2.       Kebutuhan Rasa Aman
3.       Kebutuhan Cinta
4.       Kebutuhan Penghargaan.  
5.  Setelah semua kebutuhan-kebutuhan tersebut terpenuhi barulah seseeorang dapat memenuhi Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Untuk dapat mengaktualisasikan diri, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi seperti bebas dari psikopatologi / penyakit psikologis, telah menyelesaikan kebutuhan-kebutuhan psikologis sebelumnya (fisiologis, rasa aman, cinta, dan penghargaan), menjunjung nilai-nillai kejujuran, keindahan, keadilan, kesederhanan. Dan yang terakhir adalah dapat menggunakan kemampuan, bakat dan potensinya dengan baik.
Seseorang yang memiliki kepribadian sehat menurut Maslow adalah seseorang yang dapat mengaktualisasikan dirinya, berikut ini ada beberapa kriteria orang-orang yang dapat mengaktualisasikan dirinya / berkepribadian sehat menurut Maslow:
1.       Memiliki persepsi yang tepat akan realitas
2.       Penerimaan diri dan orang lain yang baik
3.       Spontan, sederhana dan alami
4.       Berpusat pada masalah diluar diri mereka
5.       Memiliki kebutuhan privasi yang baik
6.       Mandiri
7.       Menghargai hal-hal baru
8.       Pengalaman puncak
9.       Hubungan interpersonal yang baik
10.   Memiliki kreativitas
11. Memiliki rasa humor yang baik, dll

§  Konsep kepribadian menurut Maslow
     
Menurut Maslow kepribadian seseorang akan terus-menerus termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan dan manusia memiliki potensi untuk terus berkembang menuju kesehatan psikologis, kebutuhan psikologis tersebut menurut Maslow adalah Kebutuhan Beraktualisasi Diri.


   Daftar Pustaka:
   Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: PT. Kanisius
   Feist, J & Feist, G. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika

Konsep Kepribadian, Kepribadian Sehat dan Perkembangan Kesehatan Mental Menurut Allport

  Perkembangan kesehatan mental menurut Allpot
     Allport memiliki kepercayaan yang berbeda dari Freud, menurutnya kepribadian dewasa merupakan fungsi dari masa sekarang dan masa yang akan datang, bukan berdasarkan masa lalu. Namun ia menjelaskan beberapa perbedaan pengalaman anak-anak neurotis dengan anak-anak normal. Ia memperhatikan hubungan bayi-orang tua dalam hal keamanan dan kasih sayang, dimana anak-anak yang mendapatkan keamanan dan kasih sayang yang baik akan tumbuh dengan kepribadian positif dan akan menjadi orang dewasa yang sehat dan matang. Sedangkan anak-anak dengan hubungan bayi-orang tua yang kurang baik dalam hal keamanan dan kasih sayang akan menjadi pribadi yang agresif, suka menuntut, dan iri hati.
    Meskipun begitu Allport tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai pertanyaan apakah anak-anak dengan hubungan bayi-orang tua yang kurang baik akan terus berkembang menjadi pribadi neorotis atau dapat diperbaiki dengan adanya hubungan yang baik  dengan orang lain seperti guru, saudara dan pasangan. Hal tersebut karena Allport tidak begitu tertarik dengan kepribadian neoritis, melainkan lebih fokus pada kepribadian sehat. 
   Yang dimaksud kepribadian sehat menurut Allport
      Menurut Allport kepribadian sehat adalah kepribadian yang matang. Dikatakan bahwa untuk mencapai kondisi yang matang itu melalui proses hidup yang disebutnya dengan proses becoming. Kepribadian yang matang ini memiliki beberapa kriteria menurut Allport, yaitu:
1.       Perluasan perasaan diri
      Saat seseorang telah menjadi matang, ia akan berfokus pada hal-hal diluar dirinya, namun hal tersebut tidaklah cukup. Ia harus langsung ikut berpartisipasi dalam fokus diluar dirinya tersebut. Semakin ia terlibat dalam aktivitas tersebut semakain sehat secara psikologis.
2.       Hubungan diri yang hangat dengan orang lain
Ada dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain meurut Allport, yaitu:
-          Keintiman
Orang yang sehat secara psikologis akan mampu memperlihatkan keintiman dengan orang lain, baik dengan orangtua, saudara maupun pasangan. Hal itu merupakan bentuk perluasan diri yang baik.
-          Kapasitas perasaan terharu
Orang yang sehat secara psikologis memiliki kapasitas untuk dapat memahami penderitaan atau kesakitan orang lain (berempati).
3.       Keamanan emosional
Seseorang yang sehat secara psikologis dikatakan mampu menerima diri apa adanya, termasuk kelemahannya tanpa menyerah secara pasif atas kekuranganya tersebut. Orang yang sehat juga dikatakan dapat mengontrol emosinya dengan baik.
4.       Persepsi realitas
Orang yang sehat akan memandang dunia secara objektif, mereka menerima realitas apa adanya tanpa percaya bahwa orang-orang sekitarnya adalah jahat ataupun baik.
5.       Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
Pekerjaan dan tugas membuat hidup bersifat kontinuitas. Kematangan dan kesehatan psikologis dapat diambil dari melakukan tugas atau pekerjaan yang menuntut komitmen, tanggung jawab dan dedikasi.
6.       Pemahaman diri
Pribadi yang sehat mencapai tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis. Pemahaman tentang hubungan/perbedaan keadaan antara diri orang lain dengan dirinya sangat penting. Semakin paham seseorang tentang pandangan tersebut semakin matang kepribadiannya. 
7.       Filsafat hidup yang mempersatukan
Kepribadian yang sehat memiiliki kemampuan lebih dalam memandang ke depan dan mempunyai tujuan yang jelas.

Konsep Kepribadian Menurut Allport
Menurut Allport kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan caranya yang khas untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dengan kata lain kepribadian menurut Allport adalah hal yang mencangkup sistem fisik maupun psikologis, termasuk perilaku yang dapat kita lihat dan yang tidak dapat kita lihat, serta bukan hanya seseuatu tapi juga melakukan sesuatu (aktif).


      Daftar Pustaka:
      Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: PT. Kanisius
      Feist, J & Feist, G. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika