Mata Kuliah : Kesehatan Mental
Nama
Anggota Kelompok : Ajeng Septiana (10514662)
Elisa (13514497)
M. Rusydan Mairubi (17514537)
Vennysya Novianty (1A514989)
Kelas : 2PA01
Mental Retardation atau
Intellectual Disabilities adalah suatu kelainan di awal masa perkembangan dalam
konteks intelektual maupun fungsi penyesuaian pada hal konseptual, sosial, maupun
praktik nyata. Terdapat 3 kriteria / ciri khusus dari Mental Retardation, yaitu:
1.
Keterbatasan
di bidang intelektual seperti: masalah pada reasoning,
problem solving, planning, abstract thinking, judgment, academic learning,
dan learning from experience yang
telah dikonfirmasi keterbatasannya melalui proses pengukuran klinis dan tes
intelegensi strandar.
2.
Keterbatasan
pada fungsi penyesuaian diri yang berakibat pada kegagalan pemenuhan standar
perkembangan sosial-budaya untuk memenuhi kebebasan pribadi (kemandirian) maupun
tanggung jawab sosial. Tanpa adanya dukungan ataupun penanganan yang berkelanjutan, keterbatasan penyesuaian ini
akan membatasi keberfungsian dari satu bahkan beberapa hal dalam aktivitas
sehari-hari, seperti: komunikasi, patisipasi sosial dan kemampuan hidup mandiri
/ bebas di lingkungan rumah, sekolah, tempat kerja maupun dalam komunitas.
3.
Awal
mula keterbatasan intelektual dan penyesuian tersebut terjadi dalam masa perkembangan.
Berikut
merupakan tingkat keparahan Mental Retardation / Intelektual Disabilities:
-
Mild / Ringan, bila
nilai IQ berkisar 70-55/50.
Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak
tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua di sekolah. Mulai tampak gejala
pada usia sekolah dasar, misalnya sering tidak naik kelas, selalu memerlukan
bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau mengerjakan hal-hal yang
berkaitan dengan kebutuhan pribadi. Bisa mencapai kemampuan membaca sampai
kelas 4-6. Meskipun memiliki kesulitan membaca, tetapi mereka dapat mempelajari
kemampuan pendidikan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka
memerlukan pengawasan dan bimbingan serta pendidikan dan pelatihan khusus. Biasanya
tidak ditemukan kelainan fisik, tetapi mereka bisa menderita epilepsi. Mereka
seringkali tidak dewasa dan kapasitas perkembangan interaksi sosialnya kurang. Mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru dan mungkin memiliki
penilaian yang buruk dan jarang melakukan penyerangan yang serius, tetapi bisa
melakukan kejahatan impulsif.
Domain
Conceptual
Pada
anak-anak prasekolah, mungkin tidak ada perbedaan konseptual yang jelas. Namun pada
masa sekolah menuju dewasa, terdapat kesulitan dalam menerima pelajaran dan
terdapat perbedaan kemampuan dengan rekan seumurannya. Pada masa dewasa,
kemampuan berfikir abstrak, berfikir ter rencana, memori jangka pendek, atau segala
yang mencakup kemampuan akademis mengalami gangguan.
Domain
Social
Dibandingkan
dengan teman seumurannya, kemampuan individu ini berinteraksi belum sempurna, sebagai
contoh individu akan kesulitan memaknai apa yang rekannya lakukan (bermain,
ngobrol, dll) individu akan sulit memaknai emosi dan perilaku apa yang rekan
sejawatnya sampaikan.
Domain
Practical
Dalam
mengerjakan tugas harian yang kompleks, individu masih membutuhkan bantuan
orang lain. di masa dewasa kebutuhan bantuan meliputi membeli keperluan
makanan, transportasi, menjaga anak dan lingkungan rumah, memberi nutrisi yang
baik untuk keperluan makan, perbankan dan menejemen keuangan
-
Moderate / Sedang, bila nilai IQ berkisar antara
55/50 – 40/35. Sudah tampak sejak anak masih kecil dengan adanya keterlambatan
dalam perkembangan, misalnya perkembangan bicara atau perkembangan fisik
lainnya. Anak hanya mampu dilatih untuk merawat dirinya sendiri. Pada umumnya
tidak mampu menyelesaikan pendidikan dasarnya. Dengan latihan dan dukungan dari
lingkungannya, mereka dapat hidup dengan tingkat kemandirian tertentu.
Domain
Conceptual
Selama
masa perkembangan, kemampuan konseptual individu mengalami ketertinggalan di
banding rekan-rekannya. Asisten sangat di butuhkan untuk membantu individu
tersebut menjalani seluruh aktivitas yang membutuhkan pola berpikir (conceptual
meaning). Bahkan sang asisten dibutuhkan di sepanjang masa hidup individu
tersebut
Domain
Social
Kemampuan
bersosialisasi dengan rekan seumurannya sangat dibatasi oleh kemampuan
komunikasi yang sangat terbatas. Dibutuhkan bantuan komunikasi agar kemampuan
bersosialiasi berjalan baik.
Domain
Practical
Individu
dapat melakukan keperluannya sehari- hari seperti makan, berganti pakaian, dan
mandi seperti orang dewasa, tetapi dalam permasalahan keperluan yang kompleks
individu masih sangat membutuhkan bantuan dari orang lain, harus selalu di
ingatkan agar individu dapat mandiri dalam menjalani keperluan lain
-
Severe / Parah, bila nilai IQ berkisar antara
40/35 – 25/20. Sudah tampak sejak anak lahir, yaitu perkembangan motorik yang
buruk dan kemampuan bicara yang sangat minim
namun dapat dilatih meskipun agak lebih susah dibandingkan dengan MR
sedang. Hanya mampu untuk dilatih belajar bicara dan keterampilan untuk
pemeliharaan tubuh dasar. Sudah tampak sejak anak lahir, biasanya tidak dapat
belajar berjalan, berbicara atau memahami.
Domain
Conceptual
Pencapaian
konsep berfikir sangat terbatas, dibutuhkan pengasuh selama masa hidupnya untuk
menjalani kegiatan sehari-hari.
Domain
Social
Kata
yang dapat diucapkan sangat terbatas, bahasa yang terucap saat berbicara hanya
bisa satu kata. Interaksi yang di lakukan oleh keluarga atau orang terdekat
sangat dibutuhkan untuk kebahagiaan individu.
Domain
Practical
Dalam
hal ini interaksi yang di lakukan oleh keluarga atau orang terdekat sangat
dibutuhkan untuk kebahagiaan individu. individu membutuhkan bantuan dari
seluruh kegiatan sehari-hari individu, membutuhkan arahan dari seluruh kegiatan
yang di lakukan, individu tidak dapat bertaNggung jawab atas segala tidakannya
-
Profound / Mendalam, bila nilai IQ berada di bawah
25/20. Sudah tampak sejak anak lahir, biasanya tidak dapat belajar berjalan,
berbicara atau kurang kemampuan memahami.
Domain
Conceptual
Individu
memiliki beberapa koordinasi otot & berbicara. Kemampuan merawat diri sangat
terbatas.
Domain
Social
Individu
hanya dapat membaca pesan gestural yang ringan saja, kebanyakan cara komunikasi
invidivu menggunakan pesan non verbal
Domain
Practical
individu
sangat membutuhkan pengasuh di setiap kegiatannya karena kemungkinan keterbatasan
tidak dapat berjalan dan berbicara sangat tinggi
Ø
Fitur
Diagnosa
Ciri khas pokok dari intellectual
disabilities ini adalah keterbatasan dalam kemampuan mental umum (kriteria A), gangguan
penyesuaian fungsi dalam kehidupan sehari-hari (kriteria B), dan bermula pada
masa awal perkembangan (kriteria C). Diagnosa untuk intellectual disabilities
ini didasarkan pada pengukuran klinis dan tes intelektual standar serta fungsi
penyesuaian diri.
Kriteria
A menjurus pada fungsi intelektual yang menyangkut hal-hal sebagai berikut: reasoning, problem solving, planning,
abstract thinking, judgment, learning from instruction and experience, dan practical understanding.
Komponen-komponen pentingnya meliputi: verbal
comprehension, working memory, perceptual reasoning, quantitative reasoning,
abstract thought, dan cognitive
efficacy.
Keterbatasan
dalam fungsi penyesuaian (kriteria B) menjurus pada bagaimana baiknya seeorang
memenuhi standar masyarakat pada hal kemandirian dan tanggungjawab sosial,
dalam perbandingan dengan orang lain yang meemiliki umur sama dan latarbelakang
sosial-budaya yang mirip. Keberfungsian penyesuaian meliputi penalaran adaptive
dalam 3 domain, yaitu: konseptual, sosial, dan praktik. Domain konseptual /
akademik meliputi kompentensi dalam hal memori, bahasa, membaca, menulis,
penalaran matematika, akuisisi pengetahuan praktis, pemecahan masalah, dan
penilaian dalam situasi di antara orang-orang. Domain sosial meliputi kesadaran
tau perhatian atas pemikiran, perasaan dan pengalaman seperti empati,
keterampilan komunikasi interpersonal, kemampuan berteman, penilaian sosial
daiantara banyak orang. Sedangkan domain praktik meliputi pembelajaran dan
managemen diri dalam kehidupan sehari-hari seperti perawatan diri, tanggung
jawa kerja, managemen keuangan, rekreasi, managemen diri dalam hal perilaku dan
pengorganisasian tugas dengan orang lain. Kapasitas intelektual, pendidikan,
motivasi, sosialisasi, fitur diri, kesempatan kejuruan, pengalaman budaya yang
berjalan bersamaan dengan kelainan mental berpengaruh pada fungsi penyesuaian
diri.
Keberfungian
penyesuaian diri dapat diukur menggunakan evaluasi klinis dan individual, kesesuaian
budaya, serta pengukuran psikometrik. Pengukuran standar digunakan dengan
informan yang memiliki kedekatan dengan orang yang memiliki kelaian intelektual
tersebut ataupun seseorang yang berpengetahuan (ex: orangtua, anggota keluarga,
guru, konselor, maupun penyedia jasa pelayanan). Sumber lain bisa juga meliputi
pendidikan, perkembangan, medis, dan evaluasi keksehatan mental. Skor dari
pengukuran standar dan skor interview harus diinterpretasikan menggunakan
penilaian klinis.
Dukungan
atau penanganan pada kriteria B sangat dibutuhkan dalam rangka memadai performa
baik orang tersebut dalam suatu lingkungan seperti di rumah, sekolah, tempat
kerja maupun komunitas. Kriteria C
bermula diawal masa perkembangan yang menjurus pada pengakuan bahwa
keterbatasan intelektual dan penyesuaian diri terjadi saat masa kanak-kanak dan
remaja.
Ø Asosiasi Fitur Pendukung
Diagnosis
Disabilitas intelektual adalah
kondisi heterogen dengan beberapa penyebab. Terdapat kesulitan pada penilaian
sosial; risiko; perilaku, emosi, atau
hubungan interpersonal; atau motivasi di sekolah atau lingkungan kerja.
Kurangnya keterampilan komunikasi dapat mempengaruhi perilaku agresif.
Penyandang disabilitas intelektual yang kurang dalam kesadaran akan resiko dan
bahaya sering kali menjadi korban eksploitasi oleh orang lain dan memungkinkan
menjadi korban penipuan, keterlibatan kriminal dan risiko kekerasan fisik dan
seksual. individu dengan diagnosis disabilitas intelektual yang didasari
gangguan mental beresiko untuk bunuh diri. Mereka berpikir tentang bunuh diri,
melakukan upaya bunuh diri, dan kematian pada diri mereka. Dengan demikian,
screening untuk pemikiran bunuh diri sangat penting dalam proses penilaian.
Karena kurangnya kesadaran risiko dan bahaya, dapat meningkatkan angka
kecelakaan dan kematian.
Ø Pengembangan
Disabilitas intelektual berkembang pada masa perkembangan. Usia dan
karakteristik tergantung pada etiologi dan tingkat gangguan disfungsi otak.
Motorik yang tertunda, bahasa, dan tonggak sosial dapat diidentifikasi pada 2
tahun pertama kehidupan pada penyandang
disabilitas intelektual yang lebih berat, sementara pada tingkat ringan mungkin
tidak dapat diidentifikasi hingga usia sekolah, di saat kesulitan pada akademik
muncul. Untuk anak-anak dan orang dewasa, dukungan sosial berpengaruh penuh
dalam kehidupan sehari –hari sehingga dapat meningkatkan fungsi adaptif.
Ø Risiko dan Faktor prognostik
Genetik dan fisiologis. Genetik
misalnya urutan variasi atau salinan jumlah varian yang melibatkan satu atau lebih
gen (gangguan kromosom), kesalahan metabolisme bawaan, kelainan otak, penyakit
ibu (termasuk penyakit plasenta), dan pengaruh lingkungan (misalnya, alkohol,
obat-obatan lain, racun, teratogen). Penyebab postnatal termasuk cedera iskemik
hipoksia, trauma cedera otak, infeksi, gangguan demielinasi, gangguan kejang
(misalnya, kejang infantil), sindrom metabolik berat dan deprivasi sosial
kronis, dan intoksikasi (Misalnya, timbal, merkuri).
Ø Isu Relasi Gender dan Diagnosis
Secara keseluruhan dalam
melakukan diagnosis, pria lebih berpeluang dibandingkan perempuan (rata-rata
Rasio perempuan laki-laki 1,6: 1) dan berat (rata-rata laki-laki: perempuan
rasio 1,2: 1). Namun, pada beberapa penelitian rasio jenis kelamin ini
bervariasi.
Ø Perbedaan diagnosa
-
Gangguan
Neurokognitif Besar dan Ringan.
Cacat
intelektual dikategorikan sebagai gangguan perkembangan saraf dan berbeda dari
gangguan neurokognitif, yang ditandai dengan hilangnya fungsi kognitif.
Gangguan neurokognitif utama yang dapat terjadi dengan cacat intelektual
(misalnya, seorang individu dengan down syndrome yang mengembangkan penyakit
Alzheimer, atau individu dengan cacat intelektual yang kehilangan kapasitas
kognitif lebih lanjut menyusul cedera di kepalanya). Dalam kasus tersebut,
diagnosis cacat intelektual dan gangguan neurokognitif akan mungkin diberikan.
-
Gangguan
Komunikasi dan Gangguan Belajar Tertentu.
Ini
gangguan perkembangan saraf khusus untuk komunikasi dan pembelajaran domain dan
tidak menunjukkan defisit dalam perilaku intelektual dan adaptif. Mereka
mungkin terjadi dengan cacat intelektual. Kedua diagnosis dibuat jika kriteria
terpenuhi untuk cacat intelektual dan gangguan komunikasi atau gangguan belajar
tertentu.
-
Spektrum
Gangguan Autisme.
Cacat
intelektual adalah umum di antara individu dengan gangguan spektrum autisme.
Penilaian yang tepat dari fungsi intelektual dalam gangguan spektrum autisme
adalah penting, dan dengan penilaian ulang di periode perkembangan, karena
nilai IQ dalam gangguan spektrum autisme mungkin tidak stabil, terutama pada
anak usia dini.
Berikut
ini ada beberapa link video yang dapat menambah pengetahuan kitamengenai intellectual Disabilities :
Berikut ini ada sebuah film yang menceritakan kehidupan seorang ayah dengan Mental Retardation, yang berjudl "I am Sam". Film ini berkisah tentang bagaimana sulitnya menjadi seorang ayah (Sam)yang sempurna di mata orang lain, yaitu putrinya sendiri (Sam), teman-temannya dan yang utama adalah di mata petugas sosial negara tersebut (Los Angeles). Cukup sulit bagi Sam untuk meyakinkan petugas sosial bahwa ia ayah yang mampu mendidik dan membesarkan putrinya seperti anak lainnya. Hal ini dikarenakan Sam memiliki mental retardation (MR), sehingga mereka menganggap Sam tidak mampu mengasuh dan memberikan pendidikan yang layak kepada Lucy dengan intelejensi Sam yang hanya setara dengan anak usia tujuh tahun . Jika dilihat dari karakteristik yang dimiliki Sam, kemungkinan Sam berada dalam kategori cacat mental mild. Sebab dia sendiri sudah mampu merawat diri sendiri, sudah dapat dididik, secara fisik tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan orang normal, hanya saja dia memiliki kekurangan dalam koordinasi, kekuatan dan cara berbicara lambat dan kurang jelas. Keterbatasan – keterbatasan tersebut menyebabkan dalam kehidupan sehari – hari mereka bergantung pada orang lain, termasuk Sam. Dalam kasus ini, keterbatasan tersebut bukan hanya berpengaruh pada dirinya saja, melainkan juga banyak mempengaruhi kehidupan putrinya. Dengan intelejensi yang hanya setara dengan anak usia tujuh tahun tentu dianggap akan menghambat pendidikan putrinya. Sebab dapat dikatakan bahwa intelenjensi Sam akan berada di bawah intelejensi putrinya kelak. Selain itu, para petugas sosial juga menganggap bahwa Sam hanya mampu mempelajari hal tertentu saja. Hal ini terlihat pada saat di pengadilan, pihak petugas sosial mengatakan bahwa Sam tidak akan mengerti kebutuhan Lucy saat remaja nanti. Padahal, faktanya belajar dan berkembang dapat terjadi seumur hidup bagi semua orang. Maka, siapapun dapat mempelajari sesuatu, hanya saja bagi Sam proses pembelajaran tersebut jauh lebih lama dibanding orang normal. Dalam kasus ini, motivasi cukup berperan penting dalam setiap usaha belajar yang dilakukan oleh Sam. Dia tidak mudah learned helpless dalam menghadapi masalah yang dihadapinya, meskipun dia pernah mengalami putus asa tapi dia masih dapat bangkit kembali.Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa retardasi yang diderita oleh Sam masih dapat dikategorikan dalam kelompok mild. Hal ini dapat kita lihat dari batasan kemampuan yang dimiliki Sam. Dia sudah mampu merawat diri sendiri dan juga tidak begitu bergantung pada orang lain. Selain itu, yang paling menonjol adalah kemampuan interaksi sosial Sam tidak begitu buruk. Dia memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja, putrinya, teman wanita dan juga memiliki aktivitas kelompok
Trailer Film I am Sam (2001):
Daftar Pustaka:
American Psychiatric Association (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder. 5th Edition
https://junteq.wordpress.com/2010/03/09/film-i-am-sam-dari-kacamata-psikologi/
www.youtube.com