Menurut Proschaska
& Norcross (dalam Mufidah, 2015) psikoterapi adalah proses yang digunakan
profesional dibidang kesehatan mental untuk membantu mengenali, mendefinisikan,
dan mengatasi kesulitan interpersonal dan psikologis yang dihadapi individu dan
meningkatkan penyesuaian diri mereka. Beberapa pakar psikoterapi beranggapan
bahwa perubahan perilaku tergantung pada pemahaman individu atas motif dan
konflik yang tidak disadari. Pakar lain merasa bahwa individu dapat belajar
mengatasi masalahnya tanpa harus menjajaki faktor yang menjadi penyebab masalah
mereka. Walaupun terdapat berbagai perbedaan teknik, kebanyakan metode
psikoterapi memiliki ciri dasar yang serupa. Teknik tersebut meliputi
komunikasi antara dua individu-klien (penderita) dan pakar terapi. Klien
didorong untuk mengungkapkan rasa takut, emosi, dan pengalamannya secara bebas
tanpa merasa takut dinilai atau dicemoohkan oleh pakar terapi. Sebaliknya pakar
terapi tersebut menunjukkan simpati dan perhatian, serta mencoba membantu klien
mengembangkan cara yang lebih efektif untuk menangani masalah.
Dalam
masyarakat, praktek psikoterapi telah diterapkan bahkan sudah dilembagakan. Fungsi
psikoterapi sudah mulai banyak diterapkan oleh tokoh masyarakat seperti guru,
ulama, dll. Psikoterapi tidak hanya ditujukan kepada orang yang terkena
penyakit jiwa saja, akan tetapi lebih diperlukan oleh orang yang sebenarnya
menghadapi kesukaran-kesukaran hidup sehari-hari dan tidak pandai menyelesaikan
persoalan-persoalan yang disangkanya rumit. Psikoterapi bertugas untuk
menyembuhkan perasaan cemas yang bersifat mendalam yang sumber penyebabnya
adalah peristiwa-peristiwa lalu yang amat menekan perasaan yang tidak lagi
disadari oleh klien, sehingga perasaan tersebut dapat dinormalkan kembali.
Intervensi psikososial merupakan proses penyadaran terhadap individu atau
kelompok utamanya melalui berbagai sumber yang dapat mempengaruhi interpersonal,
seperti belajar, persuasi, diskusi, berbagai proses yang sama. Fokusnya pada
berbagai segi sehingga membuat klien mengubah afeksi, kognisi dan tindakannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa peran psikoterapi bukan hanya untuk individu saja namun juga keseluruhan masyarakat karena berhubungan dengan penyesuaian diri. Selain itu hal tersebut juga dikarenakan selalu terdapatnya interaksi antara individu yang satu dengan yang lainnya dalam masyarakat, untuk itu peran psikoterapi pada satu individu juga dapat berpengaruh terhadap masyarakat di lingkungannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa peran psikoterapi bukan hanya untuk individu saja namun juga keseluruhan masyarakat karena berhubungan dengan penyesuaian diri. Selain itu hal tersebut juga dikarenakan selalu terdapatnya interaksi antara individu yang satu dengan yang lainnya dalam masyarakat, untuk itu peran psikoterapi pada satu individu juga dapat berpengaruh terhadap masyarakat di lingkungannya.
Referensi :
Mufidah, I. L.
(2015). Pentingnya psikoterapi agama dalam kehidupan di era modern. Jurnal Lentera, Kajian Keagamaan, Keilmuan
dan Teknologi, 3, 37-51.
Badaruddin, T. (2012). Psikoterapi islam dan
kesehatan mental. E-journal Stain Sorong,
4, 97-106.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar