Jumat, 27 Maret 2015

Tugas Pengantar Kreativitas dan Keberbakatan

Nama:   Ajeng Septiana
Kelas:   1PA10
NPM:   10514662

1.      Product
·         Restoran berkonsep Psikologi dengan nama “Wundt & Freud Resto”.
      Nama “Wundt & Freud Resto” diambil dari nama tokoh-tokoh psikologi, Wilhelm Wundt merupakan Bapak Psikologi Eksperimental, sedangkan Sigmun Freud adalah tokoh Psikoanalisa sekaliagus Bapak Psikologi Modern. 
      Design restoran maupun menu yang ditawarkan berhubungan dengan Psikologi. 
      Contohnya:     -    Design bangunan dan tata letak diatur senyaman mungkin dengan tujuan pengunjung yang datang akan menjadi relax dan bahagia.
                              -          Properti yang digunakan berhubungan dengan konsep Psikologi, seperti lukisan-lukisan tokoh psikologi dan Quotes.
                              -          Daftar nama menu makanan yang ditawarkan diambil dari istilah-istilah ilmu psikologi.
                              -          Adanya permainan dengan alat-alat tes psikologi sederhana.

2.      Person
·         Yang terlibat dalam penciptaan karya kreatif   :   Teman kelompok (Eka Purwaningsih, Hely Adly, Nurhickmah, Wisnu Darmawan), keluarga, dan teman satu kelas
·         Yang mendukung keberhasilan penciptaan karya kreatif :
       -          Universitas Gunadarma
       -          Dosen
       -          BPOM
       -          LPPOM MUI
       -          DINAS KESEHATAN
·         Peran 
       -          Universitas Gunadarma                : Sebagai sarana promosi.
       -          Dosen                                            : Memberi saran dan pengarahan untuk keberhasilan produk.
       -          BPOM                                           : Memberi lisensi dan sertifikat untuk produk yang dipasarkan.
       -          LPPOM MUI                                : Memberi sertifikat halal.
       -          DIKES                                          : Memberi kebijakan teknis di bidang kesehatan dan teknis administrasi ketatausahaan.
·         Target :  Untuk umum

3.      Press
·         Motivasi kelompok kami menciptakan karya tersebut :
       -          Yang memotivasi kami untuk membuat restoran dengan konsep psikologi adalah karena belum ada restoran yang memakai konsep psikologi.
       -          Ingin membuat usaha yang berhubungan dengan latar belakang pendidikan di Universitas.
       -          Ingin menambah pengalaman.
       -          Memperluas Networking.
·         Dampak Positif dan negatif :
       -          Positif        : 1.  Mendapatkan penghasilan.
                                  2.      Menghilangkan penat.
                                  3.      Memperluas networking.
                                  4.      Memperbanyak teman.
                                  5.      Kalangan umum jadi lebih mengetahui tentang ilmu dan konsep Psikologi.
                                  6.      Banyak yang berminat dengan ilmu Psikologi.
                                  7.      Menambah pengalaman
       -          Negatif      : 1. Cukup menyita waktu.
·         Prediksi kedepan untuk karya yang kami buat :
       -          Pengunjungnya akan tertarik karena konsep restoran yang beda dari yang lain.
       -          Mayoritas pengunjungnya adalah remaja.
       -          Akan berkembang pesat.
       -          Akan memjadi trendsetter restoran berkonsep psikologi.
·         Yang mendukung atau menggagalkan implementasi terhadap produk :
       -          Mendukung           :  1. Ilmu psikologi berkembang pesat sehingga banyak masyarakat umum yang lebih ingin tahu  tentang psikologi.
                                               2.      Masyarakat suka dengan restoran bertema unik.
       -          Menggagalkan       : 1.  Akses menuju lokasi yang sulit.
                                              2.      Harga kurang terjangkau / Mahal.
                                              3.      Tempat dan suasana yang kurang nyaman.
·         Cara mengantisipasi kegagalan :
       -          Memilih lokasi yang strategis dan terjangkau.
       -          Membuat harga yang terjangkau.
       -          memberikan pelayanan memuaskan baik suasana dan fasilitas lainnya seperti toilet yang bersih, wifi, televisi, live music, games.

4.      Proses
·         Langkah – langkah      :
1.      Membuat konsep
2.      Membuat nama product
3.      Menentukan menu makanan
4.                  Mencari lokasi yang strategi
5.      Mengurus izin lokasi
6.      Mengurus izin usaha
7.      Mengurus izin dari Dinas Kesehatan
8.      Mengurus izin dari BPOM
9.      Mengurus izin dari LPPOM MUI
10.  Membuat desain/tata letak bangunan
11.  Mendirikan bangunan
12.  Mengatur tata ruang
13.  Promosi
14.  Menjalankan bisnis

Rabu, 18 Maret 2015

PERSEPSI

PERSEPSI


Ø   Proses Terjadinya Persepsi
Penjelasan:      Proses awal dimulai dengan stimulus yang dapat berupa suara atau cahaya atau aroma atau apapun yang berupa rangsangan masuk kedalam ambang batas,  kemudian rangsangan tersebut mulai dirasakan oleh alat indera (proses ini disebut proses alamiah/fisik) selanjutnya stimulus diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak (proses ini disebut proses fisiologis). Setelah stimulus dirasakan oleh alat indera dan diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak munculah suatu sensasi, sensasi adalah suatu informasi yang belum dimaknai/diproses oleh otak, kemudian sensasi mulai dipengaruhi oleh  hal-hal yang memungkinkan terjadinya persepsi seperti objek, perhatian, alat indera dll. Lalu terbentuklah suatu persepsi, yaitu informasi yang telah dimaknai/diproses oleh otak, sehingga individu mulai sadar akan stimulus apa yang telah didapat (proses ini disebut proses psikologis).
                        Alat indera manusia terdiri dari indera pengelihatan, pendengaran, peraba, pembau dan pengecap, namun kita tidak dapat memungkiri bahwa ada Exrasensory Perception yang ikut berperan saat terjadinya persepsi. Dalam extrasensory perception inilah alam bawah sadar sangat berperan sehingga kebanyakan orang menyebutnya Indera ke-6. Diantara ke-5 indera manusia ditambah extrasensory perseption tersebut ada indera yang paling penting atau besar peranannya, yaitu indera Pendengaran dan Indera Pengelihatan. 
                        Persepsi sendiri terbagi menjadi 2, yaitu Persepsi Visual dan Persepsi Individual.         Persepsi Visual adalah kemampuan manusia untuk menginterpretasikan informasi yang ditangkap oleh mata. Hasil dari persepsi ini disebut sebagai penglihatan (eyesight, sight atau vision).

 Ø  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
         Setelah diteima, stimulus akan diseleksi karena tidaklah mungkin untuk memperhatikan semua stimulus yang telah diterima. Demi menghemat perhatian yang digunakan, stimulus-stimulus tersebut disaring dan diseleksi untuk diproses lebih lanjut. Ada 2 faktor yang menentukan seleksi stimulus tersebut, yaitu faktor internal dan ffaktor eksternal.
1.      Faktor Internal
Faktor-faktor internal adalah faktor-faktor yang  berkaitan dengan diri sendiri. Faktor-faktor tersebut yakni sebagai berikut:
a)      Alat Indera, Syaraf dan Pusat Susunan Syaraf
Alat indera atau reseptor berfungsi untuk menerima stimulus. Sedangkan syaraf sensori berperan dalam meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Agar terjadi respons maka diperlukan juga syaraf motorik.
b)      Perhatian
Agar terjadi proses persepsi diperlukan perhatian, yaitu proses atau tahap pertama sebagai persiapan mengadakan persepsi. Perhatian adalah pemusatan atau pengonsentrasian seluruh aktivitas individu pada satu atau sekumpulan kelompok.
c)      Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis seseorang mempengaruhi persepsinya. Dalam suatu percobaan pada orang-orang yang dibiarkan lapar untuk beberapa waktu, diperlihatkan beberapa gambar dan mereka diminta menuliskan apa yang mereka lihat. Hasilnya kebanyakan dari mereka menyatakan adanya makanan dalam persepsi mereka.
d)     Latar Belakang
Latar belakang mempengaruhi hal-hal yang dipilih dalam persepsi. Orang-orang dengaan latar belakang tertentu akan mencari orang-orang dengan latar belaknag yang serupa dengan mereka. Merka mengikuti dimensi tertentu yang serupa dengan mereka. Contohnya, seseorang yang mengalami pendidikan dalam suatu institut manajemen, lebih mendekati orang lain yang mempunyai pendidikan serupa jika ia masuk dalam suatu organisasi.
e)      Kepribadian
Kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Seorang yang introvert mungkin akan tertarik pada orang-orang yang serupa atau sama sekali berbeda dengannya. Berbagai faktor dalam kepribadian mempengaruhi seleksi dalam persepsi.
f)       Penerimaan Diri
Penerimaan diri merupakan sikap penting yang mempengaruhi persepsi. Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa orang-orang yang lebih ikhlas menerima kenyataan diri akan lebih tepat menyerap sesuatu, daripada mereka yang kurang ikhlas dalam menerima realitas hidupnya.


2.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang muncul bukan dari dalam diri sendiri atau berkaitan dengan diri sendiri, faktor-faktor ini berasal dari luar atau lingkungan.
a)      Objek yang dipersepsi
Persepsi mengandaikan adanya objek yang dipersepsi. Objek ini menimbulkan stimulus yang memicu atau merangsang alat indera atau reseptor. Walaupun sebagian besar stimulus itu datang dari luar, ada juga stimulus yang datang dari dalam individu yang memersepsi.
b)      Nilai-nilai dan Kebutuhan Individu
Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi. Suatu eksperimen di Amerika Serikat (Bruner & Godman, 1947 dalam Baker, Rierdan & Wapner, 1974) menunjukan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin mempresepsikan mata uang logam lebih besar daripada ukuran yang sebenarnya. Gejala ini tidak terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya.
Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri sendiri seseorang, akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan –kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi. Misalnya, sepasang suami istri berbelanja ke mal. Sang suami memilih pergi ke toko olahraga atau aksesorid mobil sedangkan istrinya langsung mencari toko tas dan sepatu. Ketika pulang, suami mengeluh bahwa mal itu serba mahal (alat-alat olahraga dan aksesoris mobilnya), sementara istri dengan riang mengatakan bahwa mal itu yang paling OK harganya (maksudnya harga tas dan sepatunya) di seantero kota.
c)      Intensitas
Pada umumnya, rangsangan yang lebih sensitif mendapatkan lebih banyak taanggapan daripada rangsangan yang kurang intens. Iklan memanfaatkan faktor ini dengan baik, Contohnya, lampu yang lebih terang lebih diperhatikan orang daripada lampu yang redup pada malam hari. Iklan yang diperkuat dengan lampu-lampu yang lebih terang lebih menarik perhatian.
d)     Ukuran
Pada umumnya, benda-benda yang besar lebih menarik perhatian. Barang yang lebih besar lebih cepat dilihat. Banyak perusahan yang memanfaatkan faktor ini dalam mengemas prosuk mereka, sehingga membuat barang kelihatan lebih besar.. Demikian pula, iklan yang lebih besar sering dilihat daripada yang kecil.
e)      Kontras
Hal-hal lain dari yang biasa kita lihat akan cepat menarik perhatian. Jika orang biasa mendengar suara tertentu dan tiba-tiba ada perubahan dalam suara itu, hal itu akan menarik perhatian. Demikian pula, seorang pekerjaan pekerja yang sangat berlainan dari pekerja yang lain, akan menojol. Banayk orang secara sadar atau tidak melakukan hal-hal yang aneh untuk menarik perhatian. Perilaku yang luar biasa menarik perhatian karena prinsip-prinsip perbedaan itu.
f)       Gerakan
Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian daripada hal-hal yang diam. Kebanyakan iklan yang diperlihatkan di malam hari menggunakan prinsip ini dengan menciptakan ilusi gerak melalui pengaturan berbagai lampu secara cerdik. Film-film iklan pendek seperti yang terlihat di bioskop dan televisi menggunakan prinsip itu.
g)      Ulangan
Pemasang iklan menggunakan faktor ini secara menguntungkan. Pada waktu tertentu, iklan yang sama dipertontonkan walaupun pada saat itu, barangnya mungkin tidak ada di pasar. Pengulangan seperti ini membuat orang ingat akan produk itu dan mereka lebih memerhatikannyadaripada produk lain yang tidak cukup sering muncul di media. 
h)      Keakraban
Hal-hal yang  akrab atau dikenal lebih menarik perhatian. Hali ini terutama jika hal tertentu tidak diharapkan dalam rangka tertentu. Misalnya, di negara asing yang tidak terdapat banyak orang dari bangsa kita, kita akan segera tertarik oleh bentuk wajah yang kita kenal jika kita melihat seseorang dari negara kita.


Ø  Proses Perubahan Sensasi-Persepsi

o   Stimulus
Stimulus dapat berupa suara, cahaya, sentuhan atau hal apapun yang dapat merangsang alat indera dan sistem syaraf untuk menghantarkannya ke reseptor yang ada di mata, mulut, hidung, kulit atau pun telinga. Sebenarnya yang biasa kita alami hanyalah persepsi, karena kita tidak peduli pada langkah-langkah sebelumnya. Langkah pertama dimulai dengan suatu stimulus/rangsangan, yang mana ada perubahan dari energi pada lingkungan, seperti gelombang cahaya, suara, tekanan mekanik atau pun kimia. Stimulus itu mengaktifkan reseptor yang ada pada mata, telinga, kulit, hidung, ataupun mulut. Contohnya, pada kasus seorang anak bernama Gabrielle, stimulus/rangsangan yang ada adalah gelombang cahaya yang mencerminkan tubuh dari seekor anjing.
o   Transductive – Penterjemahan Makna
Setelah memasuki mata dari Gabrielle, gelombang cahaya akan fokus pada retina, yang mana merupakan bagian yang paling sensitif mengenai cahaya. Gelombang cahaya itu terpikat oleh photoreceptors/retina, yang mana mengubah energi fisik menjadi sinyal elektrik yang dalam proses ini disebut Transduction. Sinyal elektrik tadi diubah menjadi impuls yang berjalan ke otak.  Alat indera tidak menghasilkan sensasi, melainkan perubahan sederhana energi menjadi sinyal elektrik.
o   Brain:  Primary Area
Impuls dari alat indera pergi menuju area utama otak yang berbeda-beda. Sebagai contoh, impuls dari telinga menuju lobus temporal, dari sentuhan menuju lobus pariental, dari mata menuju lobus oksipital. Saat impuls sampai pada area utama otak yaitu lobus oksipital, mereka akan berubah untuk petama kalinya menjadi sensasi. Bagaimanapun Gabrielle tidak akan melaporkan bahwa dirinya telah mengalami suatu sensasi. Bagaimana bisa anak berumur 7 tahun, persepsinya mengenai seekor anjing berubah dari “nice” menjadi “bad”? itu karena pengalamannya yang pernah digigit. Dilain hari Gabrielle kembali melihat seekor anjing, dia tidak mau melihat makhluk berkaki 4, dengan kuping, hidung dan bulu, jika ia melihatnya dia akan berpersepsi melihat “bad” doggie. Untuk mengerti bagaimana sensasi berubah menjadi persepsi, kita harus membagi proses persepsi menjadi sebuah rangkaian dari langkah-langkah khusus yang mana di kehidupan  nyata lebih kompleks dan interaktif.
o   Brain:  Association Area
Setiap indera mengirimkan impuls ke bagian utama otak yang berbeda dimana impuls tersebut akan diubah menjadi sensasi. Bagian-bagian itu merupakan bagian-bagian kecil yang masih belum berarti apa-apa, seperti bentuk, warna, dan susunan. Impuls sensasi adalah yang akan mengirimkan suatu kesatuan susunan yang tepat pada otak. Bagian yang menyusun impuls tersebut merubah bagian kecil yang belum berarti apa-apa menjadi gambar yang bermakna yang disebut persepsi, contohnya adalah menjadi gambar seekor anjing.
Pada perkara Gabrielle, impuls dari matanya akan diubah menjadi sensasi visual oleh area visual utama dan persepsi oleh area asosiasi visual. Bagaimanapun persepsi Gabrielle mengenai anjing akan berubah, menyimpang, dan berbelok karena berbagai kondisi psikologis/kejiwaan, emosional, dan faktor kebudayaan.
o   Personalized Perception
Masing-masing dari kita mempunyai bagian unik dari pengalaman, emosi dan memori yang secara otomatis mempengaruhi persepsi kita . Sebagai hasilnya, persepsi kita tidaklah sama tapi berubah, membias dan berbeda dari kenyataan. Sebagai contohnya, area visual dari otak Gabrielle secara otomatis memasang beribu-ribu sensasi menjadi pola-pola yang bermakna, dalam kasus ini adalah pola seekor anjing. Sekarang, bagaimanapun Gabrielle bukan hanya melihat sebuah anjing berwarna putih dan cokelat biasa karena area otak yang lain menambahkan pengalaman emosionalnya yang telah digigit anjing. Dengan begitu, Gabrielle merasa makhluk berwarna putih-cokelat berkaki empat itu adalah “bad dog”. Untuk alasan yang sama, bisa saja 2 orang melihat pada satu anjing yang sama namun mempunyai persepsi yang berbeda, seperti ngamnggap anjing yang dilihatnya adalah anjing yang lucu, anjing yang kuat, anjing yang galak dan berbahaya, anjing yang bau, ataupun anjing yang jinak dan bersahabat. Demikian, kita mempunyai persepsi tersendiri mengenai suatu objek, binatang, orang ataupun situasi tertentu di kehidupan sehari-hari.



Referensi:
Heru Basuki, A.M (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Gunadarma.
Sarwono W Sarlito (2012). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Rajawali Pers
Sobur, Alex (2011). Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
Plotnik Rod & Haig Kouyoumdjian (2013). Introduction to Psychology. USA: Wadsworth