Minggu, 27 November 2016

Teori Kepemimpinan

Nama  :           Ajeng Septiana
NPM   :           10514662
Kelas   :           3PA01

Teori Kepemimpinan

Ø  Definisi Kepemimpinan
Menurut Hersey & Blanchard (1982) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
Menurut Soekarso & Putong (2015) kepemimpinan (leadership) merupakan proses pengaruh sosial, yaitu suatu kehidupan mempengaruhi kehidupan lain, kekuatan yang mempengaruhi perilaku orang lain kearah pencapaian tujuan tertentu.
Menurut Yukl (2010) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa yang perlu dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan secaa efektif, dan proses memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Ø  Gaya Kepemimpinan (leadership behaviour / style)
Gaya kepemimpinan (leadership behaviour / style) dimaksudkan sebagai perilaku atau tindakan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan manajerial, yang dibedakan sebagai berikut:
1.      Gaya berorientasi pada tugas (task oriented), cenderung pada gaya otoriter dimana pemimpin tidak membri kesempatan bawahan untuk ikut berpartisipasi dalam penetapan keputusan.
2.      Gaya berorientasi pada manusia (people oriented), cederung pada gaya demokratis dimana memberikan kesempatan partisipasi pada bawahan dalam pengambilan keputusan.
3.      Gaya berorientasi pada kombinasi keduanya (tugas dan manusia), cenderung pada gaya moderat dimana berorientasi pada iman, ilm, amal, serta berwawasan lingkungan dan visi masa depan.

Ø  Corak Interaksi Pemimpin dengan Bawahannya
1.      Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin berinteraksi dengan bawahannya melalui proses transaksi. Bass dan Avolio (1994) membagi empat macam transaksi, yaitu:
-          Continget reward; bawahan dijanjikan imbalan yang setimpal jika dapat bekerja dengan baik, “jika anda bekera baik akan saya beri imbalan yang baik.”
-          Management by exception-active; pemimpin aktif dan memantau ketat pelksanaan tugas bawahan agar tidak membuat kesalahan atau agar kesalahan bawahan dapat diketahui dan diperbaiki dengan cepat. “silahkan mengerjakan tugas anda, saya akan awasi secara ketat sehingga jika terjadi kesalahan saya akan bantu anda.”
-          Management by exception-passive; pemimpin baru akan bertindak setelah terjadi kegagalan untuk mencapai tujuan bekerja. “silahkan melaksanakan pekerjaan anda, jika timbul masalah usahakan untuk mengastasi masalah anda sendiri, saya baru akan membantu anda jika saya lihat anda tidak mampu mengatasi  permasalahan tersebut.”
-          Laissez-faire; pemimpin membiarkan bawahannya melakukan tugas tanpa ada pengawasan dari dirinya, dengan akat lain kerja bawahan adalah tanggung jawab bawahan. “silahkan anda melakukan tugas anda secara mandiri, anda mampu dan harus bertanggung jawab atas hasil pekerjaan anda.”

2        Kepemimpinan Transformasional
Interaksi antara pemimpin dan bawahan ditadai oleh pengaruh pemimpin untuk mengubah perilaku bawahan menjadi seseorang yang merasa mampu dan bermotiasi tinggi serta berupaya mencapai prestasi kerja yang tinggi dan bermutu.
Terdapat lima aspek kepemimpinan transformasional, yaitu:
-          Attributed charisma; pemimpin mendahulukan kepentingan perusahaan dan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.
-          Inspirational leadership / motivation; pemimpin mampu menimbulkan inspirasi pada bawahannya, antara lain dengan menentukan standar-standar tinggi, memberikan keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai.
-          Intellectual stimulation; bawahan merasa pemimpin mendorong mereka untuk memikirkan kembali cara keja mereka, untuk mencari cara-cara baru dalam mempersepsi tugas-tugas mereka.
-          Individualized consideration; bawahan merasa diperhatikan dan diperlakukan secara khusus oleh pimpinannya. Pemimpin memperlakukan bawahan sebagai seorang pribadi yang memiliki kecakapan, kebutuhan, keinginan masing-masing
-          Idealized influence; pemimpin berusaha melalui pembicaraan mempengaruhi bawahan dengan menekanka pentingnya nilai-nilai dan keyakinan, pentingnya kaitan ppada keyakinan,perlu dilmilikinya tekad dalam mencapai tujuan.

Ø  Komponen Kepemimpinan
Terdapat tiga komponen penting dalam kepemimpinan yaitu:
1.      Pengaruh
Kepemimpinan terjadi karena adanya proses pengaruh. Pemimpin mempengaruhi bawahan atau pengikut kearah yang diinginkan.
2.      Legitimasi
Legitimasi merupakan pengakuan atau pengukuhan kedudukan pemimpin. Lebigitimasi juga merupakan posisi formal dalam kekuasaan (power) dalam organisasi. Pemimpin yang memiliki legitimasi institusional atau legitimasi personal dapat mempengaruhi atau memerintah bawahan / pengikut, dan bawahan / pengikut rela dipengaruhi serta diperintah oleh pemimpin yang memiliki legitimasi. Nawahan / pengikut melaksanakan perintah dengan baik.
3.      Tujuan
Pemimpin senantiasa berurusan dengan berbagai tujuan, seperti: (1) tujuan individu, (2) tujuan kelompok, (3) tujuan organisasi. Pemimpin dipandang oleh bawahan bedasarkan kepuasan bawahan itu sendiri dalam menjalankan perintah dari pemimpinnya. Pemimpin harus dapat mengusahakan keseimbangan antara tujuan organisasi dengan keinginan bawahan dari hasil yang menyenangkan agar lebih bergairah dalam bekerja.

Ø  Pentingnya Kepemiminan dalam Kehidupan
Kepemimpinan memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam aspek kehidupan kelompok, organisasi dan negara, yaitu sebagai berikut:
a)      Kelompok tanpa pemimpinan seperti tubuh tanpa kepala, mudah menjadi sesat, panik, kacau, dan anarki.
b)      Organisasi tanpa pemimpin bagaikan kapal tanpa nahkoda.
c)      Pemimpin menetapkan dan mengembangan visi serta misi organisasi masa depan.
d)     Pemimpin mengkoordinasikan kegiatan dan kerja secara efektif dan efisien.
e)      Pemimpin menggerakan, memberdayakan, mengarahkan sumber daya secara terpadu.
f)       Pemimpin menetapkan strategi dan penetapan keputusan (decision making)
g)      Pemimpin mengelola perubahan (change) dan pertumbuhan (growth)
h)      Pemimpin mencapai keberhasilan tujuan suatu organisasi.

Ø  Faktor-Faktor Kepemimpinan
1.      Pemimpin (leader = head); adalah orang yang memimpin.
2.      Anggota (anak buah = pengikut); orang-orang yang dipimpin.
3.      Kekuasaan (power); kapasitas mempengaruhi perilaku individu atau kelompok.
4.      Pengaruh (influence); tindakan atau contoh perilaku yang menyebabkan perubahan sikap atau perilaku individu atau kelompok.
5.      Nilai (value)
6.      Tujuan (objective); suatu hasil atau sasarn yang ingin dicapai.

Ø  Fungsi Kepemimpinan
Menurut Hasibuan fungsi-fungsi kepemimpinan antara lain sebagai berikut:
1.      Pengambilan keputusan dan realisasi keputusan itu.
2.      Pendelegasian wewenang dan pembagian kerja para bawahan.
3.      Meningkatkan daya guna dan hasil guna semua unsur manajemen.
4.      Memotivasi bawahan, supaya bekerja efektif dan semangat.
5.      Mengembangkan imajinasi, kreativitas dan loyalitas bawahan.
6.      Pemrakarsa, penggiat, dan pengendalian rencana.
7.      Mengkoordinasikan dan menginegrasi kegiatan-kegiatan bawahan.
8.      Penilaian prestasi dan pemberian teguran atau penghargaan kepada bawahan.
9.      Pengembangan bawahan melalui pendidikan dan pelatihan.
10.  Melaksanakan pelaksanaan melekat (waskat) dan tindakan-tindakan perbaikan jika perlu. Dll

Contoh kasus berdasarkan kepemimpinan transaksional dan kepemimpnan transformasional
·         Contoh kasus kepemimpinan transaksional
     Salah satu contoh kepemimpinan transaksional jenis contingent reward adalah ketika KEMENPORA memberikan iming-iming bonus / imbalan sebesar 2 miliar rupiah kepada atlet yang dapat memperoleh emas olimpiade 2016 kemarin. Saat itu gencar iklan MENPORA yang mengatakan akan memberikan bonus 2 miliar kepada atlet yang dapat memperoleh emas di olimpiade 2016. Kemudian hal tersbut dibuktikan setelah cairnya bonus 2 miliar rupiah yang diberikan MENPORA kepada atlet bulutangkis ganda campuran Tontowi Ahmad / Lilyana Natsir beberapa bulan lalu.
·         Contoh kasus kepemimpinan tranformasional

       Salah satu contoh pemimpin dengan kepemimpinan transformasional adalah Mahatma Gandhi. Beliau merupakan pemimpin spiritual dan politikus yang ikut terlibat dalam pergerakan kemerdekaan India. Kepemimpinan Mahatma Gandhi mengedepankan nilai-nilai non-kekerasan (Ahimsa) dan nilai-nilai kebenaran dan keteguhan (Satya) serta nilai lainnya yang bersifat egalitarian, nilai-nilai tersebut sangat memberikan dampak perubahan dalam diri orang-orang dan lembaga-lembaga di India, sehingga ia dikenal sebagai salah satu tokoh yang mampu mengubah dan menginspirasi dunia. Kepemimpinan Mahatma Gandhi memiliki tujuan secara moral, karena tujuannya adalah memenangkan kemerdekaan pribadi bagi orang-orang sebangsanya dengan membebaskan mereka dari penindasan oleh pemerintah kolonial Inggris. Mahatma Gandhi memberikan pengaruh kuat kepada orang-orang di negaranya untuk menuntut kemerdekaan dengan cara yang bermoral dan damai, tanpa kekerasan dan menggerakan hati musuh agar menghentikan kesewenangan pada bangsanya. Kepemimpinan Gandhi mengangkat para pengikutnya ke tingkat moral yang lebih tinggi dengan melibatkan mereka dalam aktivitas-aktivitas non-kekerasan guna mencapai keadilan sosial. Dengan begitu, Gandhi meminta pengorbanan dari para pengikutnya, bukannya sekadar mengobral janji-janji. Hal ini yang memnyebabkan hingga saat ini Mahatma Gandhi menjadi salah satu orang atau pemimpin yang menginspirasi.

Sumber / referensi:

Soekarso & Putong. (20115). Kepemimpinan: kajian teoritis dan praktis. Buku & Artikel
Karya Iskandar Putong
Munandar, S. Ashar. (2014). Psikologi Industri dan organisasi. Jakarta: Universitas
Indonesia
Hasibuan, M.S.P. (2007). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar