Senin, 21 Maret 2016

Aliran-Aliran Psikologi dan Hubungannya Dengan Kesehatan Mental

           Aliran Psikologi Humanistik
     Psikologi Humanistik merupakan salah satu aliran psikologi yang dicetuskan oleh Abraham Maslow, dimana paham ini mengutamakan manusia sebagai makhluk keseluruhan, dan tidak setuju dengan pendekatan-pendekatan lain yang memandang manusia hanya dari salah satu aspek saja. Menurut psikologi humanistik ini manusia harus dilihat sebagai totalitas yang unik dan kreatif, yang mengandung segala aspek dalam dirinya dan selalu berproses untuk menjadi dirinya sendiri (aktualisasi diri), dikendalikan oleh dirinya sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. Aliran ini menekankan kehendak bebas, pertumbuhan pribadi, kegembiraan, kemampuan untuk pulih kembali setelah mengalami ketidakbahagiaan, serta keberhasilan dalam merealisasikan potensi manusia. Tujuan psikologi humanistik ini adalah membantu manusia mengekspresikan dirinya secara kreatif, merealisasikan potensinya secara utuh, dan mendorong potensi-potensi yang baik pada diri seseorang dalam proses aktualisasi diri. 
    Kaitannya dengan kesehatan mental: Melihat konsep umum psikologi humanistik di atas, maka dapat kita kaitkan hal tersebut dengan kesehatan mental. Bahwa kepribadian yang sehat menurut psikologi humanistik ini menuntut individu untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya sendiri, bukan hanya mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu, namun juga memberanikan diri untuk belajar mengenai suatu pola yang baik sehingga dapat menghasilkan respon individu yang bersifat aktif untuk dirinya sendiri. Ciri kepribadian sehat yang berkaitan dengan konsep psikologi humanistik adalah dapat mengaktualisasikan diri, hal tersebut bukanlah respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu, melainkan individu yang mampu mengedepankan keunikan dalam pribadinya, karena pada dasarnya setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk mempertimbangkan segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Selain itu menurut Abraham Maslow, manusia harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Mulai dari kebutuhan fisiologis hingga kebutuhan untuk beraktualisasi. Lebih jelasnya lagi adalah sebagai berikut:
      1)    Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
      2)    Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs / the security needs)
      3)    Kebutuhan rasacinta dan memiliki (the love and belongingness needs)
      4)    Kebutuhan akan penghargaan diri (the self-esteem needs)
      5)    Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)
    Kebutuhan-kebutuhan tersebut dikatakan berhierarki karena kebutuhan yang lebih tinggi menuntut dipenuhi apabila kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah sudah dipenuhi. Berkaitan dengan tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa salah satu ciri kepribadian yang sehat menurut psikologi humanistik ini adalah dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, mulai dari kebutuhan fisiologis hingga kebutuhan beraktualisasi. 


      Aliran Psikoanalisa
     Psikoanalisa adalah salah satu aliran psikologi yang dicetuskan oleh Sigmund Freud. Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan merupakan sumber perilaku yang tidak normal/menyimpang. Dalam psikoanalisa ini freud menjelaskan beberapa hal penting, seperti Kesadaran, Ketidaksadaran, dan Prasadar. Freud juga mempunyai pandangan bahwa kepribadian yang terdiri dari ID, Ego, dan SuperEgo. Selain itu ia juga menjelaskan apa itu Insting dan Kecemasan. Pandangan lain Freud yang tidak kalah penting adalah mengenai mekanisme pertahanan (defence mechanism). Lebih jelasnya lagi mengenai pandangan Freud adalah sebagai berikut:
     Kesadaran dan KetidaksadaranKesadaran diibaratkan sebagai permukaan gunung es yang nampak. Dengan arti bahwa kesadaran merupakan bagian kecil dari kepribadian. Ketidaksadaran yang merupakan bagian dari gunung es di bawah permukaan air yang mengandung insting-insting dan mendorong perilaku manusia. Selain itu menurut Freud ada bagian lain selain Kesadaran dan Ketidaksadaran yaitu Prasadar. Dalam prasadar (preconscius ) stimulus-stimulus belum direpres, sehingga dapat dengan mudah ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Selanjutnya Freud mempunyai pandangan bahwa kepribadian terdiri dari Id, Ego dan SuperEgo. Id merupakan bagian paling primitif dari kepribadian dimana mengandung insting seksual dan insting agresif. Id disebut sebagai prinsip kenikmatan (pleasure principle), Ego disebut prinsip realita (reality principle), sedangkan SuperEgo disebut prinsip moral (morality principle)
     Insting dan kecemasanFreud menyatakan insting terdiri dari insting untuk hidup (life instinct) dan insting untuk mati (death instinct). Life instinct mencangkup lapar, haus dan seks, ini merupakan kekuatan kreatif dan oleh Freud disebut Libido. Sedangkan death instinct merupakan kekuatan deskriptif. Hal ini dapat ditunjukan pada diri sendiri, yaitu dengan cara menyakiti diri sendiri atau bunuh diri atau mungkin juga ditujukan keluar dalam bentuk agresi.
      Mekanisme pertahanan (defence mechanism):Mekanime pertahanan ini bertujuan untuk menyalurkan dorongan-dorongan primitif yang tidak dapat dibenarkan oleh super ego dan ego. Mekanisme pertahanan ini berfungsi untuk melindungi super ego dan ego dari ancaman dorongan primitif yang mendesak terus karena tidak diijinkan muncul oleh super ego. Sembilan mekanisme pertahanan yang dikemukakan oleh Freud adalah: Represi, pembentukan reaksi, proyeksi, displacement, rasionalisasi, supresi, sublimasi, kompensasi, dan regresi.
     Kaitannya dengan kesehatan mental: Melihat konsep aliran psikoanalisa diatas, dapat kita kaitkan konsep tersebut dengan kesehatan mental, dimana pribadi yang sehat adalah pribadi yang dapat melakukan penyeimbangan antara id dan ego. Dalam hal ini fungsi ego diharapkan dapat berjalan sebagaimana mestinya, tidak di kuasai penuh oleh id, dengan juga mempertimbangkan super ego, sehingga dapat berpikir dan berperilaku dengan baik.
      Selain itu kepribadian yang sehat berkaitan dengan aliran psikoanalisa di atas adalah:
      1. Jika individu bergerak menurut pola perkembangan ilmiah.
      2. Memiliki kemampuan yang baik dalam mengatasi kecemasan dan tekanan
      3. Mental yang sehat ialah yang seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan superego.
      4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
      5. Dapat menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan tekanan.


Daftar Pustaka:
      Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universiatas Gunadarma
   Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan Model-model Kapribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius
       
      
      

Selasa, 08 Maret 2016

[TUGAS 1] Konsep Sehat dari 5 Dimensi (Intelektual, Emosi, Sosial, Fisik dan Spiritual)

Berbicara mengenai konsep sehat sendiri memiliki beberapa pengertian, secara umum sehat adalah suatu kondisi dimana seseorang berada dalam keadaan baik dari berbagai segi atau semua aspek, baik fisik, sosial, intelektual, emosional dan spritual. Menurut WHO (1947) sehat adalah keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Seseorang dikatakan sehat jika ia memiliki tubuh jasmaniah yang sehat, tidak berpenyakit, gizi yang baik, psike/jiwa yang tenang, tidak gelisah, mempunyai kedudukan sosial yang baik, mempunyai kehidupan dan rumah berlindung, serta dihargai sebagai manusia. Sedangkan menurut UU No.23 1992 tentang Kesehatan disebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Berikut merupakan konsep sehat dilihat dari dimensi intelektual, emosi, sosial, fisik dan spiritual:
·         Intelektual
Dari dimensi intelektual, seseorang dapat dikatakan sehat apabila memiliki kecerdasan yang baik dalam melihat realitas dan memiliki nalar yang baik dalam memecahkan masalah serta dalam mengambil suatu keputusan. Sehat secara intelektual juga berarti mampu belajar, tumbuh, dan berkembang dengan baik dalam beradaptasi dalam suatu perubahan, hal tersebut meliputi cara ia berpikir, logika, pertimbangan, pemahaman dan wawasannya.
·         Emosi
Dari dismensi emosi, seseorang masuk dalam ketagori sehat apabila ia memiliki kestabilan dalam hal mengontrol emosi dan mengekspresikan perasaan dengan tepat dan tidak berlebihan. Dengan begitu seseorang diharapkan dapat berperilaku dengan baik.
·         Sosial
Dari dimensi sosial, sehat adalah jika seseorang mampu berinteraksi, berhubungan dan bekerjasama dengan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut terwujud saat seseorang dapat berinteraksi dengan baik dengan orang lain tanpa membedakan asal suku, ras, agama, status sosial ataupun hal lainnya. Kesehatan sosial menurut UU No.9 pasal 3 adalah kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupan pribadi dan keluarganya sehingga memungkinkan bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan pada waktunya. Selain itu kesehatan sosial juga dapat dilihat dari kemampuan seseorang membuat dan mempertahankan hubungan dengan orang lain, serta perilakunya dalam masyarakat.
·         Fisik
Dari dimensi fisik, seseorang dikatakan sehat apabila ia normal, tidak cacat, tidak mudah terjangkit penyakit, dan tidak kurang suatu apapun dari sisi fisik/fisiologis. Hal tersebut terwujud saat seseorang tidak merasa, mengeluh dan tampak sakit atau mengalami gangguan serta seluruh organ tubuhnya pun berfungsi normal. Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat dari dimensi fisik, biasanya digambarkan dengan sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, memiliki selera makan baik, tidur yang nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuhnya berjalan baik.
·         Spiritual
Sedangkan sehat dari dimensi spiritual adalah saat seseorang memiliki ketenangan diri, kejernihan berfikir, dan kedamaian hati. Dengan begitu seseorang dapat berpikir rasional dan tidak akan melakukan hal-hal diluar batas kewajaran. Salah satu perilaku yang mencerminkan sehat secara spiritual adalah bagaimana cara seseorang bersyukur, memuji, beribadah, dan menaati aturan-aturan dari Tuhan nya.

Daftar Pustaka: