Minggu, 13 September 2015

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL : Indera Penciuman dan Pengecap

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa        :  Ajeng Septiana
NPM                             :  10514662
Tanggal Pemeriksaan :  6 Mei 2015
Nama Asisten   : 1.  Andi Nur Elfira
 Paraf Asisten   :

           1.      Percobaan                              :   Indera Penciuman (Pembauan)
           Nama Percobaan                   :   Cara Kerja Bau Dupa dan Hio
           Nama Subjek Percobaan      :   Ajeng Septiana
           Tempat Percobaan                :   Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan          :   Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui
    adalah zat yang berupa gas.
b.      Dasar Teori                     :   Kemampuan manusia untuk dapat
membedakan berbagai macam wewangian pada dasarnya bukan karena memiliki banyak reseptor, namun karena ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle). System Olfaction / indera pembau biasa disebut juga organon olfaction, organon olfaction dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptornya disebut chemoreceptor. Organon olfaction terdapat di hidung bagian atas, yaitu pada concha superior, membran ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas serta berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui hirupan nafas. Tanggung jawab sistem pembau (sistem olfaction) adalah mengindikasikan molekul-molekul kimia yang dilepaskan di udara dan mengakibatkan bau. Molekul kimia di udara dapat dideteksi bila ia masuk ke receptor olfactory epithelia melalu proses penghirupan. Proyeksi neuron ke thallamic-neocortical bertugas sebagai perantara kesadaran persepsi terhadap aroma, proyeksi neuron ke sistem limbik bertugas sebagai respon emosional terhadap aroma. Reseptor aroma hanya mampu berfungsi selama 35 hari. Jika mati, baik karena sebab yang alami maupun karena kerumakan fisik maka reseptor tersebut akan digantikan oleh reseptor-reseptor baru yang aksonnya akan berkembang ke lapisan olfactory bulbs yang dituju, dan bila telah sampai pada lapisan yang dimaksud, mereka akan memulihkan koneksi. Terdapat sekitar 7 kelas dalam perangsang penciuman primer, yaitu: kamper/kapur barus (amphora cecua), wangi/kasturi (musky), bunga (floral), permen (peppermint), ether, pedas, dan busuk. Rasa penciuman ini sangat peka dan kepekaanya mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk waktu yang lama.
c.       Alat yang Digunakan      :   Dupa, Hio, Lilin
d.      Jalannya Percobaan       :   Subjek diminta untuk mencium bau dupa
dan hio yang masih asli (belum dibakar), setelah itu asisten lab membakar dupa dan hio, lalu subjek diminta untuk mencium bau dupa dan hio yang telah dibakar tersebut.
e.       Hasil Percobaan              :   Hasil Percobaan Sendiri:
    Sebelum dibakar: Bau
    Setelah dibakar: Bau lebih menyengat
    Hasil Sebenarnya:
Hio dan Dupa lebih kuat baunya ketika dibakar karena concha nasal superior hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menyerap dan berwujud gas.
f.       Kesimpulan                      :   Manusia dapat membedakan wewangian
bukan hanya karena hidung memiliki banyak reseptor namun juga karena adanya prinsip-prinsip komposisi (component principle). System Olfaction atau biasa disebut juga Organon Olfaction berada di hidung bagian atas (concha nasal superior) yang hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas serta berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui hirupan nafas. Bau dupa dan hio yang telah dibakar lebih menyengat karena setelah dibakar dupa dan hio menghasilkan asap / gas yang lebih banyak dibanding sebelum dibakar, karena asap / gas yang dihasilkan semakin banyak maka bau akan lebih mudah dikenali.
g.      Daftar Pustaka                :    Puspitawati, I. (1999). Psikologi Faal.     
Jakarta: Universitas Gunadarma
     Atkinson. (1983). Pengantar Psikologi.       
Jakarta: Erlangga

Soewolo. (2003). Fisiologi Manusia. Malang: JICA


           Percobaan                              :   Indera Penciuman (Pembauan)
           Nama Percobaan                   :   Cara Kerja Membedakan Wewangian
           Nama Subjek Percobaan      :   Ajeng Septiana
           Tempat Percobaan                :   Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan          :   Untuk membedakan beberapa wewangian
mulai dari bau yang tidak enak sampai yang enak.
b.      Dasar Teori                     :   Di dalam rongga hidung terdapat rambut-
rambut halus yang berfungsi menyerap kotoran yang masuk melalui sitem pernafasan (respiratory). Selain terdapat rambut-rambut halus, terdapat juga concha nasal superior, intermediet dan inferior. Pada bagian concha nasal superior terdapat akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus olfaktorius yang merupakan syaraf kranial pertama) yang berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui hirupan nafas. Pada dasarnya indera pembau hanya memiliki 7 reseptor namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma. System Olfaction / indera pembau biasa disebut juga organon olfaction, organon olfaction dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptornya disebut chemoreceptor. System Olfaction bertanggung jawab untuk mengindikasi molekul-molekul kimia yang dilepaskan di udara yang mengakibatkan bau. Molekul kimia di udara dapat dideteksi bila ia masuk ke receptor olfactory epithelia. Receptor organon olfactory berada di bagian atas hidung, menempel pada lapisan jaringan yang diselimuti lendir dan disebut olfactory muscosa. Selaput lendir tersebut juga berfungsi untuk melembabkan udara. Pada bagian tersebut juga terdapat bulu-bulu halus yaang disebut silia, yang berfungsi untuk menyaring debu dan kotoran. Benda kimia yang dapat menstimulasi sel syaraf dalam hidung adalah substansi yang dapat larut dalam zat cair (lendir). Makin berbau suatu substansi maka hal tersebut menunjukan bahwa makin banyak molekul yang dapat larut dalam air dan lemak (konsentrasi penguapannya tinggi).
c.       Alat yang Digunakan      :   6 macam wewangian, kopi
d.      Jalannya Percobaan       :   Subjek diminta mencium wewangian yang
telah dipersiapkan secara berurutan mulai dari wangi pertama, kedua, ketiga, hingga keenam. Subjek diminta mengira-ngira wangi apa yang subjek cium kemudian mencatatnya hingga wewangian terakhir.
e.       Hasil Percobaan              :   Hasil Percobaan Sendiri:
1.      Bunga Melati
2.      Melon
3.      Vanilla
4.      Cokelat
5.      Bunga Mawar
6.      Teh
Hasil Sebenarnya:
1.      Strawberry
2.      Melon
3.      Vanilla
4.      Cokelat
5.      Lechy
6.      Teh
·         Biasanya dalam hal kemampuan mengingat bau perempuan lebih baik
·         Proposinya dari 6 macam wewangian:
Perempuan       : 6
Laki-laki           : 3
Hal ini disebabkan karena pada perempuan ruang dalam menerima gas (concha nasal superior) lebih luas.
·         Semakin tajam wanginya maka semakin mudah dikenal
·         Semakin lembut wanginya maka semakin sulit dikenal
       Note:
·         Syaraf karnial               olfactory
·         Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki resptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle).
·         Indera pembau hanya memiliki 7 reseptor namun dapat membaui lebih dari 600 aroma
·         System olfaction terdapat di hidung bagian atas (concha nasal superior) yang peka pada penciuman dan lebih dekat dengan syaraf olfactorius.
·         Penciuman pada manusia secara umum dapat terbagi menjadi:
1.      Fisik. (Hidung mancung lebih sensitif terhadap bau)
2.      Fisiologis. (Perempuan yang PMS lebih sensitif)
·         Kemampuan pembau makhluk hidup tergantung pada:
1.      Susunan rongga hidung
Hidung mancung lebih peka.
2.      Variasi Fisiologis
Perempuan PMS dan Hamil muda memiliki penciuman yang lebih peka.
3.      Spesies
Anjing (karena kemampuan surfifalnya tergantung pada penciuman).
4.      Konsentrasi bau
Bau busuk akan lebih tercium.
f.       Kesimpulan                      :   Pada rongga hidung terdapat rambut-
rambut, concha nasal superior, intermediet dan inferior. Pada bagian concha nasal superior terdapat akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus olfaktorius) yang berfungsi mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui hirupan nafas. Reseptor pada hidung manusia hanya ada 7 namun dapat membedakan 600 aroma, hal tersebut juga dipengaruhi oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle). Umumnya dalam hal kemampuan mengingat bau perempuan lebih baik, karena pada perempuan ruang dalam menerima gas (concha nasal superior) lebih luas. Secara umum penciuman manusia dibagi menjadi:
1.        Fisik. (Hidung mancung lebih sensitif terhadap bau)
2.        Fisiologis. (Perempuan yang PMS lebih sensitif)
Kemampuan pembau makhluk hidup tergantung pada:
Susunan hidung, Variasi fisiologis, Spesies, dan konsentrasi bau.
g.      Daftar Pustaka                :   Puspitawati, I. (1999). Psikologi Faal.     
Jakarta: Universitas Gunadarma
 Plotnik. (2005). Introduction to Psychology. Australia: Thomson & woodsworth
 Guyton and Hall. (1997). Fisiologi
      Kedokteran. Jakarta: CV. EGC



           2.      Percobaan                              :   Indera Pengecap
           Nama Percobaan                   :   Merasakan Berbagai Macam Rasa
           Nama Subjek Percobaan      :   Ajeng Septiana
           Tempat Percobaan                :   Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan          :   Untuk memahami dan mengetahui bahwa
lidah metupakan alat pengecap rasa serta membuat peta rasa.
b.      Dasar Teori                      :   Di lidah dan bagian-bagian rongga mulut
terdapat System Receptor Gustatory. Reseptor pada lidah akan digantikan oleh reseptor yang baru dalam waktu 10 hari Sedangkan reseptor perasa disebut taste buds yang pada umumnya terdapat pada sekitar kuncup pengecap yang disebut papillae. Pada papillae terdapat reseptor untuk membedakan rasa. Apabila pada lidah tidak terdapat papilae maka lidah menjadi tidak sensitif. Papillae sendiri memiliki beberapa bentuk, yaitu:
1.      Papilla filiformis.
Tonjolan berbentuk seperti benang-benang halus, banyak terdapat dibagian depan lidah.
2.       Papilla fungiformis.
Tonjolan berbentuk seperti kepala jamur, banyak terdapat dibagian depan dan sisi lidah.
3.      Papilla circumvalata.
Tonjolan yang berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat dibagian belakang lidah.
Berikut merupakan hubungan reseptor perasa, taste buds, dan papillae.
Sistem Gustatory / organon gustus adalah indera pengecap yang terdapat pada lidah dan memiliki 4 modaliet, sebagai berikut:
1.      Manis, berada di puncak lidah. Dapat dibuktikan dengan meletakan gula atau sesuatu yang manis pada lidah.
2.      Asin, berada di puncak dan tepi lidah. Dapat dibuktikan dengan meletakan garam pada lidah.
3.      Asam, terdapat di tepi lidah. Dapat dibuktikan dengan meletakan asam sitrun di lidah.
4.      Pahit, terdapat di pangkal lidah. Dapat dibuktikan dengan meletakan kina pada lidah.
ketidakmampuan dalam perasa disebut ageusia. Penyebab neurologis yang paling umum adalah benturan pada kepala yang menyebabkan bergesernya otak di dalam tengkorak dan mengoyak saraf-saraf olfactory karena masuk ke dalam lubang-Iubang permiabel di cribriform plate.
c.       Alat yang Digunakan      :   cotton bud, saputangan (handuk kecil), 8
    macam larutan rasa.
d.      Jalannya Percobaan       :   Subjek diminta mencicipi satupersatu rasa
dari 8 arutan yang telah disiapkan, subjek mencicipi larutan dengan menggunakan cotton bud, setelah mencicipi subjek diminta mengira-ngiri rasa apa dari larutan tersebut dan mencatatnya.
e.       Hasil percobaan               :   Hasil Percobaan Sendiri:
1.      Manis
2.      Asin
3.      Asam
4.      Pedas
5.      Pedas Asin
6.      Pedas Asam
7.      Pedas Pahit
8.      Pahit
    Hasil Sebenarnya:
1.      Manis
2.      Asin
3.      Asam
4.      Pedas Manis
5.      Pedas Asin
6.      Pedas Asam
7.      Pedas Pahit
8.      Pahit
f.       Kesimpulan                      :   Pada lidah manusia terdapat System
Receptor Gustatory, sedangkan reseptor perasa disebut taste buds yang pada umumnya terdapat pada sekitar kuncup pengecap yang disebut papillae, pada papillae inilah terdapat reseptor yang bertugas membedakan rasa. Apabila papillae tidak ada maka lidah tidak dapat membedakan rasa. Sistem Gustatory / organon gustus merupakan indera perasa yang memiliki peta rasa, yaitu: Manis, Asin, Asam, Pahit. Ageusia merupakan ketidakmampuan lidah dalam membedakan rasa, hal ini biasa disebabkan karena benturan pada kepala.
g.      Daftar Pustaka                :   Puspitawati, I. (1999). Psikologi Faal.    
Jakarta: Universitas Gunadarma
Guyton and Hall. (1997). Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: CV. EGC
Evelyn, C. (2000). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia

1 komentar:

  1. ka aku boleh minta screenshotan halaman sumber dan cover bukunyaa gaa??

    BalasHapus