LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama
Mahasiswa : Ajeng Septiana
NPM : 10514662
Tanggal
Pemeriksaan : 6
Mei 2015
|
Nama
Asisten : 1. Andi
Nur Elfira
Paraf
Asisten :
|
1.
Percobaan : Indera Penciuman (Pembauan)
Nama Percobaan : Cara Kerja Bau Dupa dan Hio
Nama Subjek Percobaan :
Ajeng Septiana
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui
adalah zat yang berupa gas.
b.
Dasar
Teori :
Kemampuan manusia untuk dapat
membedakan berbagai
macam wewangian pada dasarnya bukan karena memiliki banyak reseptor, namun
karena ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle). System
Olfaction / indera pembau biasa disebut juga organon olfaction, organon
olfaction dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptornya
disebut chemoreceptor. Organon olfaction terdapat di hidung
bagian atas, yaitu pada concha superior,
membran ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud
gas serta berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui hirupan
nafas. Tanggung jawab sistem pembau (sistem olfaction) adalah mengindikasikan
molekul-molekul kimia yang dilepaskan di udara dan mengakibatkan bau. Molekul
kimia di udara dapat dideteksi bila ia masuk ke receptor olfactory epithelia melalu proses penghirupan. Proyeksi
neuron ke thallamic-neocortical
bertugas sebagai perantara kesadaran persepsi terhadap aroma, proyeksi neuron ke sistem limbik bertugas sebagai
respon emosional terhadap aroma. Reseptor aroma hanya mampu berfungsi selama 35
hari. Jika mati, baik karena sebab yang alami maupun karena kerumakan fisik
maka reseptor tersebut akan digantikan oleh reseptor-reseptor baru yang
aksonnya akan berkembang ke lapisan olfactory
bulbs yang dituju, dan bila telah sampai pada lapisan yang dimaksud, mereka
akan memulihkan koneksi. Terdapat sekitar 7 kelas dalam perangsang penciuman
primer, yaitu: kamper/kapur barus (amphora
cecua), wangi/kasturi (musky),
bunga (floral), permen (peppermint), ether, pedas, dan busuk. Rasa penciuman ini sangat peka dan
kepekaanya mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk waktu
yang lama.
c.
Alat
yang Digunakan : Dupa, Hio, Lilin
d.
Jalannya
Percobaan : Subjek diminta untuk mencium bau dupa
dan hio yang masih asli
(belum dibakar), setelah itu asisten lab membakar dupa dan hio, lalu subjek
diminta untuk mencium bau dupa dan hio yang telah dibakar tersebut.
e.
Hasil
Percobaan :
Hasil Percobaan Sendiri:
Sebelum dibakar: Bau
Setelah dibakar: Bau
lebih menyengat
Hasil Sebenarnya:
Hio dan Dupa lebih kuat
baunya ketika dibakar karena concha nasal
superior hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menyerap dan
berwujud gas.
f.
Kesimpulan :
Manusia dapat membedakan wewangian
bukan hanya karena
hidung memiliki banyak reseptor namun juga karena adanya prinsip-prinsip komposisi
(component principle). System Olfaction atau biasa disebut juga
Organon Olfaction berada di hidung
bagian atas (concha nasal superior) yang
hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas serta
berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui hirupan nafas. Bau dupa
dan hio yang telah dibakar lebih menyengat karena setelah dibakar dupa dan hio
menghasilkan asap / gas yang lebih banyak dibanding sebelum dibakar, karena
asap / gas yang dihasilkan semakin banyak maka bau akan lebih mudah dikenali.
g.
Daftar
Pustaka : Puspitawati, I. (1999). Psikologi Faal.
Jakarta:
Universitas Gunadarma
Atkinson. (1983). Pengantar Psikologi.
Jakarta: Erlangga
Soewolo.
(2003). Fisiologi Manusia. Malang: JICA
Percobaan : Indera Penciuman (Pembauan)
Nama Percobaan : Cara Kerja Membedakan Wewangian
Nama Subjek Percobaan :
Ajeng Septiana
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk membedakan beberapa wewangian
mulai dari bau yang
tidak enak sampai yang enak.
b.
Dasar
Teori :
Di dalam rongga hidung terdapat rambut-
rambut halus yang
berfungsi menyerap kotoran yang masuk melalui sitem pernafasan (respiratory). Selain terdapat
rambut-rambut halus, terdapat juga concha
nasal superior, intermediet dan
inferior. Pada bagian concha nasal
superior terdapat akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus olfaktorius yang merupakan syaraf
kranial pertama) yang berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui
hirupan nafas. Pada dasarnya indera pembau hanya memiliki 7 reseptor namun
dapat membedakan lebih dari 600 aroma. System
Olfaction / indera pembau biasa disebut juga organon olfaction, organon
olfaction dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptornya
disebut chemoreceptor. System Olfaction bertanggung jawab untuk
mengindikasi molekul-molekul kimia yang dilepaskan di udara yang mengakibatkan
bau. Molekul kimia di udara dapat dideteksi bila ia masuk ke receptor olfactory epithelia. Receptor organon olfactory berada di
bagian atas hidung, menempel pada lapisan jaringan yang diselimuti lendir dan
disebut olfactory muscosa. Selaput
lendir tersebut juga berfungsi untuk melembabkan udara. Pada bagian tersebut
juga terdapat bulu-bulu halus yaang disebut silia, yang berfungsi untuk
menyaring debu dan kotoran. Benda kimia yang dapat menstimulasi sel syaraf
dalam hidung adalah substansi yang dapat larut dalam zat cair (lendir). Makin
berbau suatu substansi maka hal tersebut menunjukan bahwa makin banyak molekul
yang dapat larut dalam air dan lemak (konsentrasi penguapannya tinggi).
c.
Alat
yang Digunakan : 6 macam wewangian, kopi
d.
Jalannya
Percobaan : Subjek diminta mencium wewangian yang
telah dipersiapkan
secara berurutan mulai dari wangi pertama, kedua, ketiga, hingga keenam. Subjek
diminta mengira-ngira wangi apa yang subjek cium kemudian mencatatnya hingga
wewangian terakhir.
e.
Hasil
Percobaan :
Hasil Percobaan Sendiri:
1. Bunga
Melati
2. Melon
3. Vanilla
4. Cokelat
5. Bunga
Mawar
6. Teh
Hasil Sebenarnya:
1. Strawberry
2. Melon
3. Vanilla
4. Cokelat
5. Lechy
6. Teh
·
Biasanya dalam hal kemampuan mengingat
bau perempuan lebih baik
·
Proposinya dari 6 macam wewangian:
Perempuan : 6
Laki-laki : 3
Hal ini disebabkan
karena pada perempuan ruang dalam menerima gas (concha nasal superior) lebih luas.
·
Semakin tajam wanginya maka semakin mudah
dikenal
·
Semakin lembut wanginya maka semakin
sulit dikenal
Note:
·
Syaraf
karnial olfactory
·
Manusia dapat membedakan berbagai macam
bau bukan karena memiliki resptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan
oleh prinsip-prinsip komposisi (component
principle).
·
Indera pembau hanya memiliki 7 reseptor
namun dapat membaui lebih dari 600 aroma
·
System
olfaction terdapat di hidung bagian atas (concha nasal superior) yang peka pada
penciuman dan lebih dekat dengan syaraf
olfactorius.
·
Penciuman pada manusia secara umum dapat
terbagi menjadi:
1. Fisik.
(Hidung mancung lebih sensitif terhadap bau)
2. Fisiologis.
(Perempuan yang PMS lebih sensitif)
·
Kemampuan pembau makhluk hidup
tergantung pada:
1.
Susunan rongga hidung
Hidung mancung lebih
peka.
2.
Variasi Fisiologis
Perempuan PMS dan Hamil
muda memiliki penciuman yang lebih peka.
3.
Spesies
Anjing (karena
kemampuan surfifalnya tergantung pada
penciuman).
4.
Konsentrasi bau
Bau busuk akan lebih
tercium.
f.
Kesimpulan : Pada rongga hidung terdapat rambut-
rambut, concha nasal superior, intermediet dan inferior. Pada bagian concha nasal superior terdapat akar
sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus
olfaktorius) yang berfungsi mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui hirupan
nafas. Reseptor pada hidung manusia hanya ada 7 namun dapat membedakan 600
aroma, hal tersebut juga dipengaruhi oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle). Umumnya dalam hal
kemampuan mengingat bau perempuan lebih baik, karena pada perempuan ruang dalam
menerima gas (concha nasal superior)
lebih luas. Secara umum penciuman manusia dibagi menjadi:
1.
Fisik. (Hidung mancung lebih sensitif
terhadap bau)
2.
Fisiologis. (Perempuan yang PMS lebih
sensitif)
Kemampuan pembau
makhluk hidup tergantung pada:
Susunan hidung, Variasi
fisiologis, Spesies, dan konsentrasi bau.
g.
Daftar
Pustaka : Puspitawati, I. (1999). Psikologi Faal.
Jakarta:
Universitas Gunadarma
Plotnik. (2005). Introduction to Psychology. Australia: Thomson & woodsworth
Guyton and Hall.
(1997). Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: CV. EGC
2.
Percobaan : Indera Pengecap
Nama Percobaan : Merasakan Berbagai Macam Rasa
Nama Subjek Percobaan :
Ajeng Septiana
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk memahami dan mengetahui bahwa
lidah metupakan alat
pengecap rasa serta membuat peta rasa.
b.
Dasar
Teori : Di lidah dan bagian-bagian rongga mulut
terdapat System Receptor Gustatory. Reseptor pada
lidah akan digantikan oleh reseptor yang baru dalam waktu 10 hari Sedangkan
reseptor perasa disebut taste buds yang
pada umumnya terdapat pada sekitar kuncup pengecap yang disebut papillae. Pada papillae terdapat reseptor untuk membedakan rasa. Apabila pada
lidah tidak terdapat papilae maka
lidah menjadi tidak sensitif. Papillae
sendiri memiliki beberapa bentuk, yaitu:
1. Papilla
filiformis.
Tonjolan berbentuk
seperti benang-benang halus, banyak terdapat dibagian depan lidah.
2. Papilla fungiformis.
Tonjolan berbentuk
seperti kepala jamur, banyak terdapat dibagian depan dan sisi lidah.
3. Papilla
circumvalata.
Tonjolan yang berbentuk
bulat, tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat dibagian belakang
lidah.
Berikut merupakan
hubungan reseptor perasa, taste buds,
dan papillae.
1. Manis,
berada di puncak lidah. Dapat dibuktikan dengan meletakan gula atau sesuatu
yang manis pada lidah.
2. Asin,
berada di puncak dan tepi lidah. Dapat dibuktikan dengan meletakan garam pada
lidah.
3. Asam,
terdapat di tepi lidah. Dapat dibuktikan dengan meletakan asam sitrun di lidah.
4. Pahit,
terdapat di pangkal lidah. Dapat dibuktikan dengan meletakan kina pada lidah.
ketidakmampuan dalam
perasa disebut ageusia. Penyebab
neurologis yang paling umum adalah benturan pada kepala yang menyebabkan
bergesernya otak di dalam tengkorak dan mengoyak saraf-saraf olfactory karena
masuk ke dalam lubang-Iubang permiabel di cribriform
plate.
c.
Alat
yang Digunakan : cotton
bud, saputangan (handuk kecil), 8
macam larutan rasa.
d.
Jalannya
Percobaan : Subjek diminta mencicipi satupersatu rasa
dari 8 arutan yang
telah disiapkan, subjek mencicipi larutan dengan menggunakan cotton bud,
setelah mencicipi subjek diminta mengira-ngiri rasa apa dari larutan tersebut
dan mencatatnya.
e.
Hasil
percobaan :
Hasil Percobaan Sendiri:
1. Manis
2. Asin
3. Asam
4. Pedas
5. Pedas
Asin
6. Pedas
Asam
7. Pedas
Pahit
8. Pahit
Hasil Sebenarnya:
1. Manis
2. Asin
3. Asam
4. Pedas
Manis
5. Pedas
Asin
6. Pedas
Asam
7. Pedas
Pahit
8. Pahit
f.
Kesimpulan :
Pada lidah manusia terdapat System
Receptor
Gustatory, sedangkan reseptor perasa disebut taste buds yang pada umumnya terdapat
pada sekitar kuncup pengecap yang disebut papillae,
pada papillae inilah terdapat
reseptor yang bertugas membedakan rasa. Apabila papillae tidak ada maka lidah tidak dapat membedakan rasa. Sistem Gustatory / organon gustus merupakan
indera perasa yang memiliki peta rasa, yaitu: Manis, Asin, Asam, Pahit. Ageusia
merupakan ketidakmampuan lidah
dalam membedakan rasa, hal ini biasa disebabkan karena benturan pada kepala.
g.
Daftar
Pustaka : Puspitawati, I. (1999). Psikologi Faal.
Jakarta:
Universitas Gunadarma
Guyton and Hall.
(1997). Fisiologi
Kedokteran.
Jakarta: CV. EGC
Evelyn,
C. (2000). Anatomi dan Fisiologi untuk
Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
ka aku boleh minta screenshotan halaman sumber dan cover bukunyaa gaa??
BalasHapus