LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama
Mahasiswa : Ajeng Septiana
NPM : 10514662
Tanggal
Pemeriksaan : 15
April 2015
|
Nama
Asisten : 1. Andi Nur Elfira
Paraf
Asisten :
|
1. Percobaan : Indera Penglihatan 1
Nama Percobaan : Refleks (Reaksi Pupil)
Nama Subjek Percobaan : Anastasia
Saraswati
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk mengetahui reaksi-reaksi yang
terjadi
pada pupil mata.
b.
Dasar
Teori : Pupil adalah celah lingkaran
yang
terbentuk dari iris,
dan di belakang iris terdapat lensa. Pupil dapat mengecil pada akomodasi dan
konversi. Akomodasi adalah kemampuan otot untuk mencembung akibat kontraksi
otot untuk mencembung akibat kontraksi otot siliaris. Sedangkan konversasi
adalah sumbu penglihatan dan kontraksi pupil bila seseorang melihat benda yang
dekat. Mengecilnya pupil dan melebarnya diatur oleh iris sesuai dengan
intensitas cahaya. Di tempat yang cahayanya kecil maka pupil akan membesar dan
jika pupil berada di tempat yang sangat terang maka pupil akan mengecil.
c.
Alat
yang Digunakan : Cermin, Senter, dan Sedotan.
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1
Percobaan Langsung
Arahkan cahaya center
kepada mata subjek yang akan diuji coba, perhatikan pupil subjek, amati apa
yang terjadi.g
1.2 Menggunakan Sedotan
Sedotan dihadapkan pada
salah satu mata subjek yang akan diuji coba, kemudian arahkan cahaya center ke
arah mata subjek melalui lubang sedotan, perhatikan pupil subjek, amati apa
yang terjadi.
1.3 Menggunakan Cermin
Percobaan ini dilakukan
tanpa bantuan orang lain (percobaan pada diri sendiri), hadapkan cermin pada
wajah, kemudian arahkan cahaya center ke mata melalui pantulan dari cermin,
perhatikan pupil mata, amati apa yang terjadi.
e.
Hasil
Percobaan : 1.1
Percobaan Langsung
Hasil Percobaan Sendiri:
Cahaya
center yang diarahkan pada mata subjek menyebabkan pupil mata subjek mengecil
dengan cepat.
Hasil
Sebenarnya: Pupil mengecil cepat
1.2
Menggunakan Sedotan
Hasil
Percobaan Sendiri:
Cahaya
center yang diarahkan pada mata subjek menyebabkan pupil mata subjek menecil
perlahan/lambat.
Hasil
Sebenarnya: Pupil mengecil perlahan.
1.3
Menggunakan Cermin
Hasil Percobaan
Sendiri:
Cahaya center yang
diarahkan pada mata subjek menyebabkan pupil mata subjek mengecil secara
perlahan/lambat.
Hasil Sebenarnya:
Pupil mengecil secara
perlahan.
f.
Kesimpulan : Pupil mata dibentuk oleh otot-otot
yang melingkari iris,
ukuran pupil mata dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang masuk dan kesiapan
subjek dalam menerima rangsangan cahaya. Iris mata akan menjauh bila intensitas
cahaya lemah/redup, sedangkan iris mata akan mendekat satu sama lain bila
cahaya terang. Pupil mata akan mengecil secara cepat jika cahaya masuk secara
langsung seperti yang dilakukan pada percobaan 1.1 , sedangkan pupil akan
mengecil secara perlahan/lambat jika cahaya yang diterima tidak masuk secara
langsung / ada perantara seperti sedotan dan cermin pada percobaan 1.2 dan 1.3
g. Daftar Pustaka : Puspitawati, I. (1999). Psikologi
Faal.
Jakarta: Universitas Gunadarma
Pearce,
Evelyn C. (2010). Anatomi
dan fisiologis untuk paramedic.
Jakarta: Gramedia Pustaka Media.
Noback,
R charles. 1982. Anatomi
Susunan Syaraf Manusia. Edisi ke-2. Jakarta
Utara: EEC Buku Kedokteran
2. Percobaan : Indera Penglihatan 1
Nama Percobaan : Aliran Darah pada Retina
Nama Subjek Percobaan : Anastasia
Saraswati
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk melihat bahwa pada mata
terdapat
eritrosit yang berjalan
sepanjang
pembuluh darah
arteri/vena.
b.
Dasar
Teori : Retina merupakan bagian mata
berupa selaput tipis
sel yang berfungsi sebagai penerima cahaya dan di proses menjadi sinyal syaraf.
Fungsi retina juga sebagai penghasil
persepsi secara visual. Retina memiliki diameter berkisar antara 22-24 mm, di
bagian tengah retina mata terdapat sebuah cakram yang di sebut cakram optik, atau
lebih dikenal dengan istilah titik buta. Cakram tersebut terlihat seperti oval
yang berwarna putih dan memiliki ukuran
3 mm. Karena di dalam retina terdapat fotoreseptor. Retina memiliki banyak
pembuluh
darah, di tengah retina
terdapat saraf optik. Retina yang terletak di belakang mata memerlukan pasokan
darah yang konstan. Di dalam retina juga terdapat sel-sel yang bersifat
sensitif terhadap cahaya. Retina memiliki dua sel reseptor yaitu sel batang dan
sel kerucut. Sel batang terletak di bagian tepi, yang berfungsi dalam keadaan
cahaya redup. Jumlah sel batang paa retina berjumlah 120 juta sel . sel kerucut
terletak di bagin tengah mata, berjumlah sekitar 7 juta sel, yang berfungsi
sebagai penentu warna suatu objek.
c.
Alat
yang Digunakan : Senter dan Kaca Reben.
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1
Percobaan Langsung
Subjek yang akan di
ujicoba berdiri di samping peneliti, kemudian subjek diarahkan untuk melihat ke
samping kiri/kanan, lalu arahkan cahaya center pada mata subjek dengan arah
yang berlawanan dengan arah mata subjek melihat. Perhatikan aliran pembuluh
darah pada mata subjek. Amati apa yang terjadi
1.2 Percobaan dengan Kaca Reben
Subjek yang akan di
ujicoba berdiri di samping peneliti, kemudian subjek diarahkan untuk melihat ke
samping kiri/kanan, kaca reben letakan diantara center dan mata seakan-akan
mengahalangi cahaya, arahkan cahaya center pada mata subjek dengan arah yang
berlawanan dengan arah mata subjek melihat. Perhatikan aliran pembukuh darah
pada mata subjk. Amati apa yang terjadi
e.
Hasil
Percobaan : 1.1 Percobaan Langsung
Hasil Percobaan
Sendiri:
Pembuluh darah pada
retina berjalan cepat dan
terlihat jelas.
Hasil Sebenarnya:
Pembuluh darah pada retina
berjalan cepat
1.2
Percobaan dengan Kaca Reben
Hasil Percobaan
Sendiri:
Pembuluh darah pada
retina berjalan perlahan dan tidak terlihat jelas.
Hasil Sebenarnya:
Pembuluh darah pada retina
berjalan lambat.
f.
Kesimpulan : Pada mata terdapat eritrosit yang
berjalan sepanjang
pembuluh darah, aliran pembuluh radah tersebut akan berjalan cepat apabila
menerima rangsang cahaya yang terang, sedangkan aliran pembuluh darah akan
berjalan lambat apabila cahaya tidak masuk secara langsung / menggunakan
perantara (untuk percobaan ini menggunakan kaca reben).
a. Daftar Pustaka : Puspitawati, I. (1999). Psikologi
i.
Faal.
Jakarta: Universitas Gunadarma
Pearce,
Evelyn C. (2010). Anatomi
dan fisiologis untuk paramedic.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Media
Nobackc,
R Charles. (1982). Anatomi Susunan Syaraf Manusia.
Edisi ke-2.Jakarta Utara: EEC Buku Kedokteran
3. Percobaan : Indera Penglihatan 1
Nama Percobaan : Visus
(Ketajaman Penglihatan)
Nama Subjek Percobaan : Ajeng
Septiana
Tempat Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk mengetahui ketajaman
pengelihatan
seseorang.
b.
Dasar
Teori : Visus
adalah sebuah ukuran
kuantitatif suatu
kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol berwarna hitam dengan latar
belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi serta ukuran dari simbol
yang bervariasi. Visus berkaitan erat dengan mekanisme akomodasi, adanya
kontraksi akan menyebabkan peningkatan
kekuatan lensa, sedangkan relaksasi menyebabkan pengurangan kekuatan.
Akomodasi memiliki batas maksimum, jika benda yang telah focus di dekatkan
lagi, maka bayangan akan kabur. Titik terdekat yang masih bisa dilihat jelas
oleh mata disebut punctum proximum
c.
Alat
yang Digunakan : Optotype Snellen
d.
Jalannya Percobaan : 1.1 Subjek berdiri dengan jarak ± 3
meter dari Optotype
Snellen.
1.2 Petugas
mulai menguji ketajaman dengan menunjuk huruf yang ada pada Optotype Snellen
mulai dari yang paling besar hingga yang paling kecil.
1.3 Subjek
diminta menyebutkan huruf apa yang ditujuk oleh petugas.
1.4
V = d
D
|
e.
Hasil
Percobaan : 1.1
Mata Kanan
Score: 15
Jarak Optotype ke Subjek: 3,5 m
V = 3,5 = 0.23
15
|
V
= d
D
|
1.2
Mata Kiri
Score: 15
Jarak Optotype ke Subjek: 3,5
V
= d
D
|
V = 3,5 = 0.23
15
|
f.
Kesimpulan : Ketajaman penglihatan seseorang
dipengaruhi oleh hasil tes degan
menggunakan Optotype Snellen.
g.
Daftar Pustaka : Puspitawati, I. (1999).
Psikologi
Faal.
Jakarta: Universitas Gunadarma
Pearch,
Evelyn C. (2010). Anatomi
dan fisiologis untuk paramedic.
Jakarta: PT. Gramediia Pustaka Media
Guyton
and Hall. (1997). Fisiologi
Kedokteran.
Jakarta: CV EGC
1. Percobaan : Indera Penglihatan 1
Nama Percobaan : Membedakan Warna & Pencampuran
Warna
Secara Objektif
Nama Subjek Percobaan : Ajeng
Septiana
Tempat Percobaan : Laboratorium
Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk mengetahui apakah seseorang
dapat
membedakan warna atau buta
warna.
b.
Dasar
Teori : Pencampuran
warna itu sendiri
terbagi dua yaitu: Secara additive dan Secara substraktif. Secara additive pencampuran warna bisa terjadii
secara Objektif yang terjadi di luar mata, serta secara Subjektif atau hanya
terjadi didalam mata, dan disebut juga pencampuran kesan penglihatan. Secara substraktif saat kita melihat warna , itu
sebenarnya adalah bagian dari sinar matahari yag direfleksikan, sedangkan sinar
yang diabsorbsi tidak Nampak. Bila dua warna komplementer saling mempengaruhi ,
maka akan timbul kontras atau pertentangan warna. kontras dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu: 1. Kontrassuccessif, jika bayangannya tidak sesuai
dengan warna bendanya,akan tetapi dengan warna komplemennya dan terjadi secara
tidak bersamaan, dan 2. Kontrassimultan, terjadi karena pengaruh suatu warna
terhadap warna lain dan terjadinya secara bersama – sama
c.
Alat
yang Digunakan : Kaca Reben, Karton berwarna
(Merah,
Biru, Kuning, Hijau),
Benang
Wol berbagai warna.
d. Jalannya
Percobaan : 1.1
Percobaan dengan Benang Wol
Subjek berhadapan
dengan petugas yang akan menguji, Subjek diberi beberapa helai benang wol
berbagai warna, setelah siap petugas akan meletakan salah satu benang dengan
warna tertentu dan subjek pun diminta meletakan benang dengan warna yang sama
secara cepat.
1.2 Percobaan dengan Karton
berwarna dan Kaca Reben
Subjek
berhadapan dengan penguji, penguji meletakan 2 karton dengan warna yang berbeda 3kali secara bergantian. 2 karton
pertama adalah Merah dan Biru, 2 karton kedua adalah Merah dan Kuning, 2 karton
terakhir adalah Biru dan Kuning. Subjek diminta melihat pencampuran warna
antara 2 karton dengan menggunakan kaca reben yang diletakan diantara 2 karton
tersebut.
e.
Hasil
Percobaan : 1.1
Percobaan dengan Benang Wol
Score: 5 (tidak ada salah)
1.2 Percobaan dengan Karton
berwarna dan Kaca Reben
Hasil Percobaan
Sendiri:
-
Karton Merah & Biru : Ungu
-
Karton Merah & Kunig : Orange
-
Karton Biru & Kuning : Hijau
Hasil
Sebenarnya:
-
Karton Merah & Biru : Ungu
-
Karton Merah & kuning : Orange
-
Karton Biru & Kuning : Hijau
f.
Kesimpulan
: Buta warna bisa
diketahui dengan
melakukan
tes dengan menggunkan benang wol serta melihat pembiaasan warna yang terjadi
pada 2 karton dengan warna yang berbeda dan dilihat dengan menggunakan kaca
reben, karena pada percobaan benang wol praktikan mendapat score penuh dan pada
percobaan pembiasan warna praktikan dapat melihat warna yang sesuai maka
praktikan dapat dikatakan tidak mengalami buta warna.
g.
Daftar
Pustaka : Evelyn C Pearce. 2000. Anatomi dan
Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta :
PT. Gramedia.
Guyton, A.
C. 1987. Fisiologi
Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : CV EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar