Minggu, 13 September 2015

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL : Indera Penglihatan

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa        :  Ajeng Septiana
NPM                             :  10514662
Tanggal Pemeriksaan :  15 April 2015
Nama Asisten   :  1.  Andi Nur Elfira

Paraf Asisten    :


            1.      Percobaan                              :           Indera Penglihatan 1
            Nama Percobaan                   :           Refleks (Reaksi Pupil)
            Nama Subjek Percobaan      :           Anastasia Saraswati
            Tempat Percobaan                :           Laboratorium Psikologi Faal
 a.      Tujuan Percobaan          :           Untuk mengetahui reaksi-reaksi yang
terjadi pada pupil mata.
 b.      Dasar Teori                     :           Pupil adalah celah lingkaran yang          
terbentuk dari iris, dan di belakang iris terdapat lensa. Pupil dapat mengecil pada akomodasi dan konversi. Akomodasi adalah kemampuan otot untuk mencembung akibat kontraksi otot untuk mencembung akibat kontraksi otot siliaris. Sedangkan konversasi adalah sumbu penglihatan dan kontraksi pupil bila seseorang melihat benda yang dekat. Mengecilnya pupil dan melebarnya diatur oleh iris sesuai dengan intensitas cahaya. Di tempat yang cahayanya kecil maka pupil akan membesar dan jika pupil berada di tempat yang sangat terang maka pupil akan mengecil.
c.       Alat yang Digunakan      :           Cermin, Senter, dan Sedotan.
d.      Jalannya Percobaan       :           1.1 Percobaan Langsung
Arahkan cahaya center kepada mata subjek yang akan diuji coba, perhatikan pupil subjek, amati apa yang terjadi.g
1.2  Menggunakan Sedotan
Sedotan dihadapkan pada salah satu mata subjek yang akan diuji coba, kemudian arahkan cahaya center ke arah mata subjek melalui lubang sedotan, perhatikan pupil subjek, amati apa yang terjadi.
1.3  Menggunakan Cermin
Percobaan ini dilakukan tanpa bantuan orang lain (percobaan pada diri sendiri), hadapkan cermin pada wajah, kemudian arahkan cahaya center ke mata melalui pantulan dari cermin, perhatikan pupil mata, amati apa yang terjadi.
e.       Hasil Percobaan              :           1.1 Percobaan Langsung
Hasil Percobaan Sendiri:
Cahaya center yang diarahkan pada mata subjek menyebabkan pupil mata subjek mengecil dengan cepat.
Hasil Sebenarnya: Pupil mengecil cepat 
1.2 Menggunakan Sedotan
Hasil Percobaan Sendiri:
Cahaya center yang diarahkan pada mata subjek menyebabkan pupil mata subjek menecil perlahan/lambat.
Hasil Sebenarnya: Pupil mengecil perlahan.
1.3 Menggunakan Cermin
Hasil Percobaan Sendiri:    
Cahaya center yang diarahkan pada mata subjek menyebabkan pupil mata subjek mengecil secara perlahan/lambat.
Hasil Sebenarnya:
Pupil mengecil secara perlahan.
f.       Kesimpulan                      :           Pupil mata dibentuk oleh otot-otot
yang melingkari iris, ukuran pupil mata dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang masuk dan kesiapan subjek dalam menerima rangsangan cahaya. Iris mata akan menjauh bila intensitas cahaya lemah/redup, sedangkan iris mata akan mendekat satu sama lain bila cahaya terang. Pupil mata akan mengecil secara cepat jika cahaya masuk secara langsung seperti yang dilakukan pada percobaan 1.1 , sedangkan pupil akan mengecil secara perlahan/lambat jika cahaya yang diterima tidak masuk secara langsung / ada perantara seperti sedotan dan cermin pada percobaan 1.2 dan 1.3
g.      Daftar Pustaka                :           Puspitawati, I. (1999). Psikologi
Faal. Jakarta: Universitas Gunadarma
Pearce, Evelyn C. (2010). Anatomi
dan fisiologis untuk paramedic. Jakarta: Gramedia Pustaka Media.
Noback, R charles. 1982. Anatomi
                                                                              Susunan Syaraf Manusia. Edisi ke-2. Jakarta Utara:                                                                                 EEC Buku Kedokteran



            2.      Percobaan                              :           Indera Penglihatan 1
            Nama Percobaan                   :           Aliran Darah pada Retina
            Nama Subjek Percobaan      :           Anastasia Saraswati
            Tempat Percobaan                :           Laboratorium Psikologi Faal
 a.      Tujuan Percobaan          :           Untuk melihat bahwa pada mata
terdapat eritrosit yang berjalan
sepanjang pembuluh darah
arteri/vena.
b.      Dasar Teori                      :           Retina merupakan bagian mata
berupa selaput tipis sel yang berfungsi sebagai penerima cahaya dan di proses menjadi sinyal syaraf. Fungsi retina  juga sebagai penghasil persepsi secara visual. Retina memiliki diameter berkisar antara 22-24 mm, di bagian tengah retina mata terdapat sebuah cakram yang di sebut cakram optik, atau lebih dikenal dengan istilah titik buta. Cakram tersebut terlihat seperti oval yang  berwarna putih dan memiliki ukuran 3 mm. Karena di dalam retina terdapat fotoreseptor. Retina memiliki banyak pembuluh
darah, di tengah retina terdapat saraf optik. Retina yang terletak di belakang mata memerlukan pasokan darah yang konstan. Di dalam retina juga terdapat sel-sel yang bersifat sensitif terhadap cahaya. Retina memiliki dua sel reseptor yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang terletak di bagian tepi, yang berfungsi dalam keadaan cahaya redup. Jumlah sel batang paa retina berjumlah 120 juta sel . sel kerucut terletak di bagin tengah mata, berjumlah sekitar 7 juta sel, yang berfungsi sebagai penentu warna suatu objek.
c.       Alat yang Digunakan      :           Senter dan Kaca Reben.
d.      Jalannya Percobaan       :           1.1 Percobaan Langsung
Subjek yang akan di ujicoba berdiri di samping peneliti, kemudian subjek diarahkan untuk melihat ke samping kiri/kanan, lalu arahkan cahaya center pada mata subjek dengan arah yang berlawanan dengan arah mata subjek melihat. Perhatikan aliran pembuluh darah pada mata subjek. Amati apa yang terjadi
1.2  Percobaan dengan Kaca Reben
Subjek yang akan di ujicoba berdiri di samping peneliti, kemudian subjek diarahkan untuk melihat ke samping kiri/kanan, kaca reben letakan diantara center dan mata seakan-akan mengahalangi cahaya, arahkan cahaya center pada mata subjek dengan arah yang berlawanan dengan arah mata subjek melihat. Perhatikan aliran pembukuh darah pada mata subjk. Amati apa yang terjadi
e.       Hasil Percobaan              :           1.1 Percobaan Langsung
Hasil Percobaan Sendiri:
Pembuluh darah pada retina berjalan cepat               dan terlihat jelas.
      Hasil Sebenarnya:
      Pembuluh darah pada retina
      berjalan cepat
1.2 Percobaan dengan Kaca Reben
Hasil Percobaan Sendiri:
Pembuluh darah pada retina berjalan perlahan               dan tidak terlihat jelas.
      Hasil Sebenarnya:
      Pembuluh darah pada retina
      berjalan lambat.
f.       Kesimpulan                      :           Pada mata terdapat eritrosit yang
berjalan sepanjang pembuluh darah, aliran pembuluh radah tersebut akan berjalan cepat apabila menerima rangsang cahaya yang terang, sedangkan aliran pembuluh darah akan berjalan lambat apabila cahaya tidak masuk secara langsung / menggunakan perantara (untuk percobaan ini menggunakan kaca reben).
a.      Daftar Pustaka                :           Puspitawati, I. (1999). Psikologi
                                                                                                                                                  i.      Faal. Jakarta: Universitas Gunadarma
Pearce, Evelyn C. (2010). Anatomi
dan fisiologis untuk paramedic. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Media
Nobackc, R Charles. (1982). Anatomi Susunan Syaraf               Manusia. Edisi ke-2.Jakarta Utara: EEC Buku Kedokteran



           3.      Percobaan                              :           Indera Penglihatan 1
           Nama Percobaan                   :           Visus (Ketajaman Penglihatan)
           Nama Subjek Percobaan      :           Ajeng Septiana
           Tempat Percobaan                :           Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan          :           Untuk mengetahui ketajaman
pengelihatan seseorang.
b.      Dasar Teori                      :           Visus adalah sebuah ukuran      
kuantitatif suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi serta ukuran dari simbol yang bervariasi. Visus berkaitan erat dengan mekanisme akomodasi, adanya kontraksi akan menyebabkan peningkatan  kekuatan lensa, sedangkan relaksasi menyebabkan pengurangan kekuatan. Akomodasi memiliki batas maksimum, jika benda yang telah focus di dekatkan lagi, maka bayangan akan kabur. Titik terdekat yang masih bisa dilihat jelas oleh mata disebut  punctum proximum
c.       Alat yang Digunakan       :           Optotype Snellen
d.      Jalannya Percobaan         :         1.1  Subjek berdiri dengan jarak ± 3
 meter dari Optotype Snellen.
1.2  Petugas mulai menguji ketajaman dengan menunjuk huruf yang ada pada Optotype Snellen mulai dari yang paling besar hingga yang paling kecil.
1.3  Subjek diminta menyebutkan huruf apa yang ditujuk oleh petugas.
1.4 

V =  d
        D

Petugas mengumumkan hasil/score subjek, untuk menghitung visus atau ketajaman penglihatan dihitung dengan rumus :


e.       Hasil Percobaan              :           1.1 Mata Kanan
      Score: 15
      Jarak Optotype ke Subjek: 3,5 m

V =  3,5  =  0.23
        15


V =  d
        D

            
           
     
1.2 Mata Kiri
      Score: 15
      Jarak Optotype ke Subjek: 3,5

V =  d
        D


V =  3,5  =  0.23
        15

f.       Kesimpulan                      :           Ketajaman penglihatan seseorang
dipengaruhi oleh hasil tes degan menggunakan Optotype Snellen.

g.      Daftar Pustaka                 :          Puspitawati, I. (1999). Psikologi
Faal. Jakarta: Universitas Gunadarma
Pearch, Evelyn C. (2010). Anatomi
dan fisiologis untuk paramedic. Jakarta: PT. Gramediia Pustaka Media
Guyton and Hall. (1997). Fisiologi
      Kedokteran. Jakarta: CV EGC


            1.      Percobaan                              :           Indera Penglihatan 1
Nama Percobaan                   :           Membedakan Warna & Pencampuran
Warna Secara Objektif
            Nama Subjek Percobaan      :           Ajeng Septiana
            Tempat Percobaan                :           Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan          :           Untuk mengetahui apakah seseorang
dapat membedakan warna atau buta
warna.
b.      Dasar Teori                      :           Pencampuran warna itu sendiri
terbagi dua yaitu: Secara  additive dan Secara  substraktif. Secara  additive pencampuran warna bisa terjadii secara Objektif yang terjadi di luar mata, serta secara Subjektif atau hanya terjadi didalam mata, dan disebut juga pencampuran kesan penglihatan. Secara  substraktif saat kita melihat warna , itu sebenarnya adalah bagian dari sinar matahari yag direfleksikan, sedangkan sinar yang diabsorbsi tidak Nampak. Bila dua warna komplementer saling mempengaruhi , maka akan timbul kontras atau pertentangan warna. kontras dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Kontrassuccessif, jika bayangannya tidak sesuai dengan warna bendanya,akan tetapi dengan warna komplemennya dan terjadi secara tidak bersamaan, dan 2. Kontrassimultan, terjadi karena pengaruh suatu warna terhadap warna lain dan terjadinya secara bersama – sama
c.       Alat yang Digunakan      :           Kaca Reben, Karton berwarna
(Merah, Biru, Kuning, Hijau),
Benang Wol berbagai warna.
d.      Jalannya Percobaan         :               1.1 Percobaan dengan Benang Wol
Subjek berhadapan dengan petugas yang akan menguji, Subjek diberi beberapa helai benang wol berbagai warna, setelah siap petugas akan meletakan salah satu benang dengan warna tertentu dan subjek pun diminta meletakan benang dengan warna yang sama secara cepat.
1.2  Percobaan dengan Karton
berwarna dan Kaca Reben
Subjek berhadapan dengan penguji, penguji meletakan 2 karton dengan warna yang  berbeda 3kali secara bergantian. 2 karton pertama adalah Merah dan Biru, 2 karton kedua adalah Merah dan Kuning, 2 karton terakhir adalah Biru dan Kuning. Subjek diminta melihat pencampuran warna antara 2 karton dengan menggunakan kaca reben yang diletakan diantara 2 karton tersebut.
e.       Hasil Percobaan              :           1.1 Percobaan dengan Benang Wol
      Score:  5 (tidak ada salah)
1.2 Percobaan dengan Karton
      berwarna dan Kaca Reben
      Hasil Percobaan Sendiri:
-          Karton Merah & Biru : Ungu
-          Karton Merah & Kunig : Orange
-          Karton Biru & Kuning : Hijau
Hasil Sebenarnya:
-          Karton Merah & Biru : Ungu
-          Karton Merah & kuning : Orange
-          Karton Biru & Kuning : Hijau

f.       Kesimpulan                      :           Buta warna bisa diketahui dengan
melakukan tes dengan menggunkan benang wol serta melihat pembiaasan warna yang terjadi pada 2 karton dengan warna yang berbeda dan dilihat dengan menggunakan kaca reben, karena pada percobaan benang wol praktikan mendapat score penuh dan pada percobaan pembiasan warna praktikan dapat melihat warna yang sesuai maka praktikan dapat dikatakan tidak mengalami buta warna.
g.      Daftar Pustaka                :           Evelyn C Pearce. 2000. Anatomi dan
Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia.
Guyton,  A. C. 1987. Fisiologi          
Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : CV EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar